curhatibu.com

Berkebaikan-Abadi


Yuk berkebaikan abadi yuk! Maksudnya? Melakukan kebaikan yang efeknya itu nyampe ke akhirat. Bukan sekedar ngefek kepada kehidupan dunia. Meminjam istilahnya Mba Farida,  hitung-hitungan manusia di dunia itu suka tidak adil. Hehe...  Lanjut!

Barusan membaca artikel Mba Farida, judulnya Rumah Spesial. Rumah apa itu? Singkat isi artikelnya begini; kalau dirasa-rasa, rugi juga ya, membangun rumah mahal, mewah, perabotan sekian juta, dan total sekian miliar. Atau (tetap) rugi juga untuk kita-kita, pegawai negeri sipil dengan golongan yang masih di bawah 3, dengan gaji tak lebih dari sepuluh juta, bi(a)sa-nya membeli rumah dengan cara utang kredit. Apalagi di jakarta, separo gaji  digunakan cicilan rumah.

Kapan menikmatinya? Kita, meninggalkan rumah sebelum setengah 6 pagi, dan pulang sampai rumah lagi setengah 8 malam. Bisa dipastikan sampai rumah hanya istirahat. Bonus menikmati  rumah (lebih lama) adalah saat akhir pekan atau ada tanggal merah karena cuti bersama. Itupun jika tidak memprioritaskan balik kampung nengok orang tua. Jadi, praktis, lebih banyak waktu yang kita habiskan di luar daripada di dalam rumah. 

Udah mahal, tak lama kita nikmati. 

Tapi, menurut mba Farida dalam artikel di atas, wow.. Mau rumah yang kita bisa menikmatinya sepanjang hari, seumur-umur, dengan modal yang tak mahal, rumah yang segala perabot dan design dari designer terbaik di jagat raya ini? Modalnya hanya butuh kesungguhan tekad dan keistiqamahan?

Ya. Shalat rawatib 12 rakaat (di luar shalat fardhu). ada di haditsnya lho...


Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata:  Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)

HR Muslim. Shahih!
Jadi, mau?
Atau mau tetap mengejar rumah mewah?

------

Hehe... Mau tau tawaran menarik lagi? Ini bagi teman-teman yang punya modal materi besar, atau punya rumah gedheee, atau dapet warisan sekian Milyar. Hihi.. Selain melakukan 12 rakaat di atas, ada lagi ni yang bisa dan kudunya kita lakukan. Jika kita tidak mau rumah dan harta kita yang banyak itu hanya untuk kebahagiaan sesaat di dunia.

1. Punya Rumah Besar? Yo... carilah anak-anak yatim yang tidak mampu, untuk tinggal juga di rumah. Gratis, dengan segala fasilitas. Mintalah mereka menghafalkan Al Qur'an. MasyaAllah. Cetaklah generasi Qurani di rumah besarmu. 

2. Punya Rumah banyak? Yo... Jadikanlah satu dua tiga rumahmu sebagai rumah qur'an. Rumah untuk para penghafal Al Qur'an. Kan lumayan. Biasanya sih emang orang kaya kalau punya uang, investasinya ke rumah karena harganya yang akan terus melambung. Lumayan juga kan kalau dikontrakin. Ada 3 rumah, misalnya. Setahun 30juta tiap rumah, berarti mendapat 90 juta per tahun. Ngga kerjapun dapat uang tuh kita.  Tapi... kayaknya kalau cuma 90 juta, terlalu murah deh. Kenapa? Karena 90 juta itu cuma bertahan di dunia. Ngga bakal di kuburan kita tumpuk uang itu menemani kita. Maka, alangkah beruntungnya, jika kemudian kita infakkan saja uang itu untuk sedekah orang miskin. Atau bisa juga kita kontrakkan gratis. Ha?? Gratis? Ya. Tawarkan orang-orang untuk kontrak gratis di rumah kita, tapi dengan syarat. Syaratnya, mereka harus menyetor hafalan Qur'an sehari satu ayat. :D Mantap!

3. Dapat Warisan sekian miliar? Mau beli apa? Mobil? Rumah? STOP! Itu paling ga bertahan lama. Beberapa tahun setelahnya pasti udah ada jenis mobil yang lain, lalu kepengen. Lalu beli lagi. Gituuu terus. Ngga ada habisnya. Lalu buat apa? Dirikanlah sebuah saung  untuk anak-anak penghafal Al Qur'an. Ajak orang ke sana belajar Qur'an. MasyaAllah. 

Abu Hurairah berkata, "Rasullah bersabda, "Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang shalih yang mendoakannya." (HR Muslim). 

Tuh Tuh... di situ, ngga ada kata-kata "Rumah atau harta". Yang ada adalah Sedekah Jariyah. Nah, kalau rumah dan harta kita sedekahkan, baru masuk dalam kategori ini! Mau?

Hati-hati yak, banyak orang berlomba-lomba membicarakan rumah mewah, kendaraan mewah, perabot mewah. Entah semata ingin ngobrol, atau karena gengsi. Begitu juga di tivi. Kita disuguhi selalu hal-hal yang berbau duniawi. Jarang sekali kita diajak berpikir akhirat, dunia nan abadi nanti. 

Yok ah.. Yang punya harta, rumah, dsb berupayalah ia menjadi harta abadimu, sebenar-benar hartamu. Gimana caranya? Disedekahkan, atau digunakan untuk jihad fii sabilillah. Karena harta yang digunakan di jalan Allah lah yang akan sebenarnya menjadi tabungan kita. Bukan sekian miliar yang (hanya) kita kumpul-kumpulkan di bank. 

Yok juga ah.. Yang (belum) punya harta yang banyak, jika punya tenaga, beribadahlah. Dirikan rumah di surga, dengan 12 rawatib shalat selain fardhu.

Nah, cara lain lagi, yok ah, ngapain? Berupayalah menyebarkan nasehat, berita-berita kebaikan, nasehat. Ajakan kepada orang untuk melakukan kebaikan, untuk bersedekah. Hehe.. mudah kan? Tapi jangan kita diem aja, ngomong doank. Berusahalah juga melakukannya. Ngga mau kan menjadi orang yang tidak melakukan apa yang dikatakan?

Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amral Anshari al-Badri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memberikan petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah seperti pahala orang yang melakukan kebaikan itu." (HR Muslim)


Dalam hadits yang lain dijelaskan yang bersumber dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (HR Muslim)

Jadi...sudah siap? Siap apa? Siap Berkebaikan dengan Cara yang bisa kita lakukan! 



Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)