curhatibu.com

Perjalanan Hidup // Perjalanan Kerja

Sebulan-an ini pulang pergi kerja naik jemputan kantor (DJPB). Melintasi wilayah-wilayah yang sebelumnya belum pernah saya jamah. Ya, dari lorong panti asuhan, keluar ke jalan ciledug raya. Masuk lagi lorong swadaya, gotong royong, dan jalan-jalan lain (yang tak ku tahu namanya), maklum, lewat gang-gang rumahan kompleks joglo. Dan yang lebih seru, kami lewat jalan goyang. Serius bergoyang! Hancur banget dah itu jalannya. Tapi ya mau gimana lagi. Semata untuk menghindar macet. Usai jalan bergoyang, kami keluar ke Meruya, menuju tolnya. Nah dari tol itulah nanti kami keluar di tol yang deket sama Roxy, Harmoni, dan seterusnya. Nah lho. Trus lewat jalan bla bla bla, hingga akhirnya sampai jalan wahidin raya, kantor kami ^_^

Pulangnya juga seru! hampir sama, meski kadang kami lewat jalur Tomang yang macetnya luar biasa 
-_-. Tapi alhamdulillah, saya sampai rumah kira-kira pukul 7malam. Ya, Alhamdulillah tidak ketinggalan shalat maghrib. Kecuali kalau nanti isya nya jam 7, sepertinya harus berganti mode transportasi. 

Nah, ada ibrah yang saya dapatkan. Renungan yang muncul saat berada di atas jemputan. 
Begini. Dalam perjalanan pulang atau pergi itu, kondisi yang saya temui sepanjang
perjalanan tidak selalu sama. Hampir pasti berbeda. Terutama, persoalan kemacetan-nya. Ya. Kadang macet di jalan ini, kadang  sebelum tol, kadang pas di harmoni, atau di roxi, bahkan pernah sangat lancar hingga keluar tol eh di meruya macet banget. Heu... Dan masalahnya lagi, hampir saya tidak bisa tepat me-reka-reka area mana yang macet dan yang lancar. Tapi, justru inilah pelajaran.

Seperti hidup, kita tidak selalu tahu bagaimana kehidupan kita nanti. Bukan tidak selalu, tapi hampir tidak pernah tahu. Kita tidak tahu, di titik usia mana kita beroleh permasalahan serius, ringan, sedang. Di tahun keberapa kita akan beroleh nikmat ini itu begini begitu. Tidak pernah tahu. Pun, tidak tahu ujian/hambatan yang akan menghadang seperti apa, dan kapan. 

Meskipun demikian, ada satu hal yang harus kita paham. Supaya kita sampae ke tempat tujuan yang kita inginkan. Jalur pulang pergi sih ada macem-macem, hambatannya juga aneka ragam dan tak bisa ditebak datangnya. Tapi tujuannya jelas : kantor atau rumah. Sehingga, kita akan berjuang melewati segala hambatan tantangan yang kadang mengejutkan dan tak terduga itu. Sampai akhirnya, kita sampai pada tujuan. 

Begitu pula dengan hidup. Semestinya kita sadar dan tahu ke mana kita akan pergi, kemana kita kan kembali. Dan kita sadar pula bahwa jalan ke sana pun bercabang-cabang. Masalah hambatan dan tantangan pasti ada, di setiap pilihan yang kita ambil. 

Tugas kita adalah mengambil pilihan jalan untuk sampai tujuan yang kita inginkan, dan melewati segala hambatan yang pasti akan membentang sepanjang perjalanan. 

Dan satu lagi, karena kita sudah susah payah tu melewati tantangan, JANGAN MELANGGAR ATURAN. Ya! Serius. Fatal. Kalau di perempatan, udah kondisinya macet, kita malah tidak mau sabar saat lampu merah nyala. Kita terobos aja perempatannya. Akibatnya, kita malah akan terhenti / terjebak di tengah-tengahnya karena rupanya di jalur yang berseberang 90' juga sudah saatnya jalan. Nah lho. Bukan malah cepet, yang ada malah semakin lambat. Dan parahnya lagi, bukan merugikan diri sendiri saja, tapi pengendara yang lain juga ikut semakin lambat karena ulah kita. 

Ya udah, jalani kehidupan ini sesuai dengan aturan yang telah dibuat oleh Allah. Kita punya tujuan, kita sudah dikasih pilihan jalan. Pilihlah yang terbaik, dan jangan melanggar aturan-aturan-Nya.

InsyaAllah, kalau kita sabar (sabar menapak pilihan dan sabar tak melanggar) pasti kita sampai ke tujuan. :)

Salam Hangat,
Windy

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)