curhatibu.com

Rumah Tanpa Jendela

Judul Buku : Rumah Tanpa Jendela
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : Kompas
Jumlah Halaman : 180

Kisah seorang gadis kecil, Rara. Kehidupan kecilnya, dengan mimpi-mimpi nya yang besar. Dan salah satu mimpinya adalah memiliki jendela dalam rumahnya. Sehingga ia bisa menatap bintang di malam kelam, dan indahnya dedaunan di fajar menyinar. 

Namun rupanya, tak mudah. Banyak ujian. Sangat banyak ujian, terutama ujian kehilangan. Ya. Kehilangan orang-orang yang dicintai. Ibunya, dan kemudian sang Ayah.
Tapi rasa syukur Rara, di sekelilingnya senantiasa ada orang-orang yang mencintainya, menyayanginya, serta membantunya dengan setulus jiwa. Sampai satu per satu impian terwujud, termasuk jendela rumah Rara. 

"Jangan menangis, berdoa Ra...", salah satu pesan berharga dari Ibunda. Pesan ini senantiasa terngiang dalam hati Rara dalam setiap episodenya melewati ujian-ujian hidup. Dan inilah yang menguatkannya, ketika ia ditinggalkan oleh dua orang yang dicintainya. 

Jangan pernah berhenti berdoa
Rara bersyukur tidak pernah menghentikan doa-doanya. Mungkin selama ini cara dia berdoa yang salah, sampai Ibu Alia meluruskan. Mungkin juga Allah menunda pengabulan doa-doa itu, termasuk kesembuhan simbok, agar Rara lebih menyuskuri kebersamaan dengan neneknya itu.

Semua yang terjadi mengembalikan keyakinan Rara akan doa, juga semangatnya untuk mencatat setiap keinginan, harapan dan cita-cita yang ingin dicapainya. Seperti terus melanjutkan sekolah dan menjadi orang besar. Mungkin suatu hari dia ingin punya sekolah sendiri, agar anak-anak tak mampu lain bisa belajar gratis, seperti dia dulu. Atau meneruskan semangat Bu Alia dengan memperbanyak sumahbaca bagi anak-anak miskin, agar mereka tahu begitu banyak sisi indah dan menakjubkan di dunia ini. Mungkin juga... dua-duanya, pikir Rara.

Manusia lemah, tapi Allah Maha kuat. Kita tak mampu, tetapi tak ada yang mustahil bagi Allah. Selain ikhtiar, manusia hanya tinggal meminta.
"Allah pasti mengabulkan setiap doa, Ra. Tapi kadang ada doa-doa lebih penting yang harus didahulukan"
Ya, pesan berharga dari novel berbahasa ringan khas Ibunda Asma Nadia. Terkisah pesan dengan ringkas, membekas penuh makna, dibalut dalam alunan peristiwa indah kehidupan. Semoga Allah membukakan hati kita untuk mengambil hikmah dari kisah ini, dan mengaplikasikan dalam kehidupan yang (tentu) penuh ujian. Selalu ingat bahwa innama'al usri yusra, bersama kesulitan ada kemudahan. Allah tempat kita meminta dan mengembalikan segala kehidupan dan permasalahan di dalamnya.

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)