curhatibu.com

Renungan Diri : Jangan Lelah Berdoa



Mengalunkan doa itu seperti merangkai anak tangga menuju ke ruang 'ijabah..
Tak perlu takut untuk patah, karena ia dirangkai dengan kayu harap dan diikat oleh tali iman.. Maka jangan pernah lelah untuk merangkai tangga itu, karena mungkin saja tinggal 1 anak tangga lagi untuk sampai pada ruang yang kau tuju..

Jangan pernah lelah, karena Allah tidak pernah lelah untuk mendengar doamu..


Pagi-pagi sudah membaca status fb dari mba Ocky <paragraf di atas>..
(eheu...merindukan sahabatku yang satu ini.. Sahabat? Mungkin lebih tepatnya, 'Emak' kali ya.. hahaha...)

Ya ya.. doa doa doa.. Allah, jangan biarkan kami lelah untuk berdoa padaMu.. :') Karena sesungguhnya, tidak ada alasan untuk kami lelah hanya karena belum saatnya Engkau mengabulkan pinta kami. Karena sesungguhnya, memang tidak layak kami lelah dan menyerah untuk kemudian menyudahi doa kami. Karena...lebih banyak karunia yang Engkau beri, sedang kami tak pernah memintanya. Ya, Ke-Maha Rahman-an Mu senantiasa memberikan apapun; bahkan hal-hal yang tidak kami pinta. Dan sesungguhnya, justru lebih banyak hal yang Engkau beri atas hal yang tak kami pinta. 

Kami tak pernah meminta mata ini dapat menikmati indahnya dunia, tapi Engkau senantiasa menyehatkan dan melayakkan mata ini untuk bersua cahaya. Meski kemudian, seringnya kami lalai membaca ayat-ayat-Mu, kauniyah atau qouliyah, dengan mata ini. 

Kami tak pernah meminta telinga ini dapat mendengar kicau burung di pagi hari; atau nyanyian katak di malam hari; tapi Engkau senantiasa menajamkan telinga ini untuk menikmati merdunya alam duniawi. Meski kemudian, seringnya kami lalai menyimak lantunan surat cinta-Mu, atau malah kesal dan menjauhkan diri; tak ingat akan pahala yang bisa didapat dengan sekedar mendengarnya. 

Kami tak pernah meminta kaki ini terus dapat melangkah; menuju tempat bekerja, mencari nafkah; atau menuju majelis-majelis ilmu tuk beroleh kepahaman dan tambahan iman; Tapi Engkau senantiasa menguatkannya, untuk berjalan meski kadang lelah terasa; dan yang terucap adalah "ah, capek..."; bukan, "alhamdulillah..masih bisa berjalan ke sini...". 

Kami tak pernah meminta sehat; tapi Engkau selalu berbaik hati memberi kami bugar, pun saat kami sakit, yang Engkau iming-iming adalah "gerusan" atas dosa-dosa kami yang lalu. Heu... Meski kemudian, seringnya kami lagi-lagi hanya bisa mengeluh saat sakit terasa; tanpa syukur saat sehat menikmat. 

Ah.. dan masih banyak lagi....

Namun, ironisnya;
Kami masih sering keluh. Mengeluh atas hal-hal yang kami pinta belum juga kami dapati. Mengeluh mengapa kami begini mengapa kami begitu. Mengeluh dengki kenapa mereka begini mereka begitu. Dan lupa, bahwa terlalu banyak nikmat tak kami pinta yang telah Engkau karuniakan..

Jadi, layakkah kami mengeluh?
Bukankah..."Janganlah berputus asa...." Engkau sudah menasehati. Keputusasaan ini juga terkait doa-doa kami. Mengapa tak kami lebih menyabarkan diri untuk menerima apa yang Engkau berikan , meski bukan yang kami inginkan. Ah, terlalu naif. Selalu berpikir bahwa apa yang kami inginkan adalah yang terbaik. Padahal, Engkau yang menciptakan kami, yang pastilah lebih tahu apa yang kami butuhkan. Sebagaimana orang tua yang lebih tahu tentang sifat kami; bahkan dibandingkan diri sendiri. Nah, Engkau Maha Tahu di atas itu semua. 

Lalu, dengan berhenti berdoa, bukankah justru itu menunjukkan prasangka buruk kami pada Engkau. Kami masih susah menyadarkan pada hati ini bahwa Engkau itu sudah memberikan sekian banyak nikmat. Tapi masih adaaaa saja prasangka buruk pada Engkau...Astaghfirullah. :'(

Jika yang tidak kami pinta saja Engkau dengan begitu murahnya memberikan kepada kami. Apalagi yang kami benar-benar pinta kepada-Mu? Engkau telah memerintahkan kami, "Berdoalah padaKu, niscaya akan Ku kabulkan." Ampuni kami ya Allah... :(
----
Yuk ah.... sadari lagi.. Tugas kita berikhtiar, dan berdoa. Ikhtiar beres. Doa? Harus beres juga. Yaitu dengan tiada putus asa atas rahmat Allah, pengabulan doa-doa kita. Itu janji Allah lho... Mungkin Allah masih ingin kita bersimpuh doa. karena bisa jadi kalau cepat-cepat dikabulkan, kita malah lupa; karena tidak merasakan penghambaan diri yang lebih kepada Allah. 

Jadi, bagaimana?

Mengalunkan doa itu seperti merangkai anak tangga menuju ke ruang 'ijabah..
Tak perlu takut untuk patah, karena ia dirangkai dengan kayu harap dan diikat oleh tali iman.. Maka jangan pernah lelah untuk merangkai tangga itu, karena mungkin saja tinggal 1 anak tangga lagi untuk sampai pada ruang yang kau tuju..

Jangan pernah lelah, karena Allah tidak pernah lelah untuk mendengar doamu..


InsyaAllah.. jangan pernah lelah ya.. Karena Allah tidak pernah lelah untuk mendengar doamu..  :)
#makasih mba ocky, sudah menasehati diri pagi-pagi :D

2 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. Assalamu'alaikum. . Minta Ijin untuk share di facebook ya sbt. . Makasih. . :-)

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum. . Minta Ijin untuk share di facebook ya sbt. . Makasih. . :-)

    ReplyDelete