curhatibu.com

Kajian : Tafsir Ayat Puasa

بسم الله الرحمن الرحيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ…
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS.Al-Baqarah, 183)

Tafsir Ayat Tersebut

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا 
Wahai orang-orang yang beriman  

Siapakah orang beriman itu?
Ibnu Mas’ud ra: Bila kalian mendengar atau membaca “ Ya Ayyuha….”maka dengarkan dan perhatikan dengan baik, sebab setelah kalimat itu pasti ada kebaikan yang kamu diperintahkan untuk mengerjakannya atau keburukan yang harus kamu hindarkan.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
Diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa.. 

Ingat, puasa itu wajib!
Dari ayat ini, para ulama mengatakan: Siapa yang mengingkari kewajiban puasa di bulan Ramadhan hukumnya kafir, dan siapa yang tidak melakukannya termasuk melakukan dosa besar. Kita tidak bisa mengkafirkan orang yang tidak puasa, sedang ia tahu dan meyakini bahwa puasa itu diperintahkan oleh Allah. Pun, kita juga tidak bisa langsung menjugde orang yang mengingkari kewajiban puasa sebagai kafir; sebelum kita memberikan penjelasan kepadanya, menyuruh ulama untuk menjelaskan, meyakinkan; hingga setelah upaya kita lakukan ia mengingkari kewajiban itu juga, maka kata ulama, bisa dikatakan ia telah kafir. Allah mewajibkan koq dia mengingkarinya. 

Apa yang dimaksud puasa?
الإمساك عن المفطرات مع اقتران النية به من طلوع الفجر إلى غروب الشمس
Menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan diiringi niat dari terbitnya waktu fajar hingga tenggelamnya Matahari. Turunnya kewajiban berpuasa  ini pada tahun ke 2 H. Rasul saw sempat melaksanakan ibadah puasa sebanyak sembilan kali. Syariat puasa tidak diberikan pada saat periode Makka

كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ 
Sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian 

Mengapa Allah memberitahukan bahwa Puasa juga untuk orang terdahulu?
Pemberitahuan ini demi memberi semangat dan mengurangi beban kepada yang melakukan ibadah puasa 

Puasa Umat Islam vs Puasa Umat Terdahulu
Kewajiban puasa ini juga telah diwajibkan kepada umat yang terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw, hanya saja ada perbedaan dari segi;

PERSAMAAN
As-Sya’bi dan Qatadah rhm; 
التشبيه يرجع إلى وقت الصوم وقدر الصوم، فإن اللّه تعالى كتب على قوم موسى وعيسى صوم رمضان فغيروا، وزاد أحبارهم عليهم عشرة أيام ثم مرض بعض أحبارهم فنذر إن شفاه اللّه أن يزيد في صومهم عشرة أيام ففعل، فصار صوم النصارى خمسين يوما
Kemiripan ‘puasa’ kembali dari segi waktu dan kadar puasanya. Allah swt telah mewajibkan kepada Nabi Musa dan Isa as untuk berpuasa Ramadhan tapi mereka (kaumnya) merubahnya. Para pendeta mereka menambah sepuluh hari, kemudian sebagian pendeta mereka sakit dan bernadzar bila diberi kesembuhan oleh Allah swt akan menambah puasanya sepuluh hari, setelah sembuh mereka menambah sepuluh hari, maka orang-orang Nasrani berpuasa sebanyak lima puluh hari.  

As-Suddiy, Abu A’liyah dan ar-Rabi’ rhm:
التشبيه واقع على صفة الصوم الذي كان عليهم من منعهم من الأكل والشرب والنكاح، فإذا حان الإفطار فلا يفعل هذه الأشياء من نام. 
Kesamaan pada sifat puasanya yaitu dilarang makan, minum dan berhubungan suami-istri, dan jika telah datang waktu berbuka maka tidak boleh melakukan semua ini (makan, minum..) siapa yang tidur.

Ibnu Abbas ra:
 وهم اليهود - في قول ابن عباس - ثلاثة أيام ويوم عاشوراء. 
Mereka itu adalah orang Yahudi, mereka berpuasa tiga hari setiap bulannya dan hari Asyura.

Ada yang mengatakan: 
التشبيه راجع إلى أصل وجوبه على من تقدم، لا في الوقت والكيفية. 
Kesamaan kembali pada kewajibannya bukan pada waktu dan tata caranya.

PERBEDAAN
1. Waktunya; Umat Islam: 29 atau 30 hari, dimulai dari fajar hingga terbenam matahari 
Abdullah bin Umar ra, Rasul saw:  الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ لَيْلَةً، فَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا العِدَّةَ ثَلاَثِينَ
Bulan itu dua puluh sembilan malam, maka janganlah kalian puasa hingga melihatnya, dan bila terjadi mendung (tertutup awan) maka sempurnakanlah hingga tiga puluh hari. (HR.Bukhari)

Dikatakan dalam sejarah; Rasul saw sempat melaksanakan puasa Ramadhan, dan berpuasa 29 hari selama delapan kali sedang berpuasa 30 hari hanya satu kali.

Umat terdahulu: 30 hari ditambah 10 hari dan akhirnya menjadi 50 hari, dimulai dari fajar hingga terbenam matahari, dan bila telah tidur diharuskan untuk kembali berpuasa

2. Tata caranya; 
Umat Islam: Di malam hari diperbolehkan untuk melakukan hubungan suami-istri
Allah swt berfirman:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka..(Qs.Al-Baqarah, 187)
Umat Terdahulu: Di malam hari tidak diperbolehkan untuk berhubungan suami-istri 

Umat Islam; Bila makan dan minum atau berhubungan suami-istri karena terlupa tidak membatalkan puasanya. Abu Hurairah ra, Rasul saw: مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ، فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ، فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ
Siapa yang lupa dan dia dalam keadaan berpuasa, lalu dia makan dan minum maka hendaklah dia menyempurnakan puasanya, hanya saja Allah swt telah memberikan kepadanya makan dan minum. (HR.Muslim)
Umat terdahulu: Makan, minum…karena terlupa membatalkan puasa

Umat Islam: Berbicara tidak membatalkan puasa
Abu Hurairah ra, Rasul saw: مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan melakukannya, maka Allah swt tidak memiliki hajat darinya untuk meninggalkan makanan dan minumannya. (HR.Bukhari)
Umat terdahulu; Berbicara terlalu banyak dan tidak ada hajat dapat membatalkan puasa

Umat Islam: Selama bulan Ramadhan dibuka pintu surga, ditutup pintu neraka dan diikat setan. (HR.Bukhari dari Abu Hurairah ra)
Umat terdahulu: Tidak ada keistimewaaan ini

Ummat Islam: Salah satu malamnya dijadikan malam lailatul Qadr
Umat Terdahulu: Tidak ada lailatul Qadr

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
Agar kalian bertakwa

Definisi Takwa
Ubay bin Ka’ab ra dan Umar bin Khattab ra: Ketika ditanya apa makna taqwa, Ubay ra menjawab:
هل أخذت طريقا ذا شوك ؟ قال : نعم ، قال : فكيف صنعت؟ قال : إذا رأيت الشوك عزلت عنه أو جاوزته أو قصرت عنه ، قال : ذاك التقوى“
Apakah kamu pernah berjalan yang berduri ?, (penanya) ‘iya’. Lalu apa yang kamu lakukan ?, (penanya); Jika aku melihat duri maka aku akan singkirkan, melewatinya atau menghindari darinya”. Ubay ra: Itulah taqwa.
                    خَلِّ الذُّنوبَ صَغِيْـــرَهَــا    وَكَبِيْــرَهَــا ذَاكَ الـتُّقـَـــى   
                    واصنَعْ كَمـــاشٍ فَوْقَ أر   ضِ الشَّوْكِ يحَذْرَ ُماَ يَرىَ
                    لا تحقـــرنَّ صغيـــــــرةً    إن الجبـالَ من الحَصَــــى
 Ali bin Abi Thalib ra; Takwa menjalankan semua perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya. Atau rasa takut kepada Allah swt jika tidak melakukan perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya.

Ibnu Taimiah rhm: Membuat benteng yang kokoh antara dirimu dengan siksa Allah swt

Hakekat Takwa Yang Sebenar-Benarnya
Allah swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan Islam.(Qs.Alu Imran, 102)
Abdullah ra, Rasul saw:
أنْ يُطَاعَ فَلاَ يَعْصِى وَ أنْ يَذْكُرَ فَلاَ يَنْسَى وَ أَنْ يَشْكُرَ فَلاَ يَكْفُر
Selalu taat dan tidak pernah bermaksiat, selalu ingat dan tidak pernah lupa dan selalu bersyukur tidak pernah lupa. (HR.Bukhari)
Allah swt berfirman:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (Qs.At-Taghabun, 16)

Letak Takwa
Rasul saw;
Abu Hurairah ra, Rasul saw;
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا التَّقْوَى هَاهُنَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى صَدْرِهِ
Orang Muslim itu bersaudara dengan orang Muslim tidak mendzalimi dan juga tidak menipunya, Taqwa itu letaknya di sini (Rasul mengulanginya dua hingga tiga kali) sambil memberikan isyarat di dadanya. (HR.Ahmad)

Takwa Wasiat Untuk Orang Terdahulu dan Sekarang
Allah swt berfirman:
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
..Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, bertakwalah kepada Allah swt..(Qs.An Nisa’, 131)

Takwa Dalam Keramaian dan Kesendirian
Allah swt berfirman:
مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ () ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ 
Siapa yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.Masukilah syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. (Qs.Qaf, 33-34)

Penyempurna Ketakwaan
1. Meninggalkan Yang Meragukan
Nukman bin Basyir ra, Rasul saw:
مَنِ اتَّقَى المُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ
Barangsiapa yang menjauhi hal-hal Syubhat ber-arti dia telah membersihkan Agama dan kehormatannya..(HR.Bukhari dan Muslim, Arbain Nawawiah, hadits ke 6)
Abu Darda ra berkata:
تمام التقوى ، أن يتقي الله العبد ، حتى يتقيه من مثقال ذرة ، وحتى يترك بعض ما يرى أنه حلال ، خشية أن يكون حراما ، فيكون حجابا بينه وبين الحرام ، فلا تحقرن شيئا من الخير أن تفعله ، ولا شيئا من الشر أن تتقيه .
Sempurnanya Ketakwaan, adanya rasa takut dari seorang hamba kepada Allah swt, sehingga dia menghindari (perbuatan dosa) walau sebesar dzarrah, dan meninggalkan beberpa hal yang dipandangnya halal karena khawatir terjatuh pada hal yang haram sehingga hal itu menjadi penghalang antara dirinya dengan hal-hal yang haram, janganlah sekali-kali menganggap remeh kebaikan atau keburukan. 

2. Orang Bertakwa Bukan Tidak Berdosa
Orang yang bertakwa bukan ber-arti Ma’sum (terjaga dari salah dan dosa), tapi orang bertakwa itu jika mereka terjatuh pada kesalahan; 
- Segera ber-istighfar
- Bertaubat 
Abu Bakar ra, Rasul saw:
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ }

Tidak ada seorang hamba yang melakukan sebuah dosa lalu dia berwudhu dengan baik kemudian mendirikan sholat dua raka’at dan ber-istighfar kepada Allah swt kecuali Allah swt memberikan ampunan kepadanya, kemudian dia membaca ayat (dan mereka yang melakukan perbuatan keji dan mendzalimi diri mereka sendiri, mereka menyebut nama Allah..Qs.Alu Imran,135). 
(HR.Ahmad, Abu Daud dan Thurmudzi dengan sanad yang Hasan, selain itu hadits yang semakna juga diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Abu Darda, Anas bin Malik, Abu Umamah, Muadz, Watsilah bin Abi Yasar dan Ali bin Abi Thalib ra)

3. Mengikutinya dengan berbagai amal ibadah dan kebaikan.
Allah swt berfirman;
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Qs.Hud, 114)

Apa Yang Dipersiapkan Allah swt Bagi mereka yang Bertaqwa ?
1. Surga
Allah swt berfirman;
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Qs.Alu Imran, 133) 
2. Keberuntungan
Allah swt berfirman:
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا 
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat keberuntungan (Qs.An-naba’, 31) 
3. Bersama Dengan Allah swt
Allah swr berfirman:
اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.(Qs.Al-Baqarah,194)
4. Dicintai Allah swt
Allah swt berfirman;
فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
Sungguh Allah swt mencintai orang-orang yang bertaqwa (Qs.Alu Imran, 76)
5. Mendapat Rahmat Allah swt
Allah swt berfirman:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa..(Qs.al-A’raf, 156) 
6. Dibuka Pintu Keberkahan rizki
Allah swt berfirman;
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi..(Qs.Al-A’raf, 96)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)