curhatibu.com

Di Manakah Kita dari Akhlak Salafush Shalih

Keikhlasan Para Salafush Sholih

Mereka beramal tak pernah menginginkan pujian manusia, harta manusia; hanya wajah Allah semata yang mereka harapkan. Bahkan mereka sangat takut jika amalan nya diketahui banyak orang. Sampai ada yang pindah gara2 ada yang tau amalannya. 

Hati-Hati dengan Trik Setan : 
  1. Membuat orang takut disebut ikhlas : misal ah saya takut kalau di saff 1 terus mau ke saff 2 saja. Padahal, ada udang di balik batu  ingin disebut ikhlas. Meninggalkan amal karena takut disebut ikhlas : inilah yang disebut riya'. 
  2. Senang jika postingan kita di-like, sedih jika tidak ada yang komen di status kita. Senang jika yang hadir di pengajiannya banyak, susah/sedih jika yang datang sedikit.
  3. Setan menyeret kita pada suatu kebaikan untuk jatuh pada ketidakikhlasan. Misal : setan membukakan kita pintu kebaikan, lalu orang memuji, kita gembira dengan pujian itu. Kata Ibnu Qudamah, orang yang senang dengan pujian itu adalah awal dari riya', karena nanti pada kesempatan berikutnya melakukan amalan, kita bisa menjadi riya'. Meskipun bukan berarti orang yang mendapat pujian itu pasti riya'. Hati-hati merasa gembira dengan pujian orang. Setan tau manusia itu suka dipujia, diseretnya manusia ke jalan ibadah sehingga orang memujinya, lalu dia senang dipuji orang.
  4. Setan memberitahukan kepada manusia sebuah syubhat. Misal : setan mengatakan, "kamu tawadu'lah...", lalu ia menunduk-nunduk saat jalan. Ketawadu'an itu bukan begitu, ia ada di hati. Termasuk juga orang yang ingin dipuji dari pakaiannya (gamis, sorban, dll), dipuji karena bacaan qurannya yang indah, dan banyak sekali pintu2 setan ini menuju riya'. 
As Salaf terdahulu Sangat Tidak Suka untuk Masyhur/Terkenal

Ulama terdahulu paling tidak ingin terkenal, namun qodarullah Allah masyhur-kan juga. Sunnatullah, orang yang anti masyhur malah Allah jadikan ia terkenal. Para ulama terdahulu bahkan sampai ingin tinggal di lembah supaya tidak terkenal di sisi manusia, hanya cukup dikenal Allah dan malaikatNya. Ibnu Mas'ud menasehati orang yang berjalan mengikutinya, "Pulanglah kalian, karena ini akan menjadi kehinaan bagi yang mengikuti, dan fitnah bagi orang yang diikuti!"

Menginginkan ketenaran adalah perkara yang merusak keikhlasan. Jangan sampai tujuan amal kita supaya dikenal oleh orang. Imam Ahmad, Imam Syafii, Sufyan Ats Tsauri, dll mereka adalah orang yang paling tidak menyukai ketenaran. 

Ada pula Ayyub bin Abi Tamimah, yang saat itu sangat masyhur sekali, yang tatkala berjalan tidak mau di jalan biasa, melainkan memilih jalan tikus; karena jika bertemu orang, orang akan berkata, "Wah, bertemu Imam......" dst. 

As Salaf sangat Menjaga Diri dari Ujub

Bahkan mereka menegur orang2 yang memuji mereka, karena khawatir akan membuat mereka berbangga dengan amalan mereka. 

As Salaf sangat Zuhud di Dunia

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia. Ia adalah meletakkan dunia di tangan, tidak di hati. Al Hasan Al Basri mendefinisikan : Kamu lebih percaya dengan apa yang di sini Allah ketimbang apa yang di sini manusia. 


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)