curhatibu.com

Faedah Kajian Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Ust Yazid bab Dua Kalimat Syahadat


Sibukkan dengan ilmu, jangan sibukkan diri dengan berita, gosip. Jangan. Sibukkan dengan ilmu, lalu amalkan. 

Tidak akan mungkin kita tetap berpegang teguh di atas manhaj Salaf ini kecuali dengan menjauhi segala bentuk perbuatan bid'ah, perkara yang baru dalam agama. Berpegang teguhlah pada Quran dan Sunnah 'ala fahmisalaf. 

MAKNA SYAHADAT keDUA : Muhammad Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam

Surat At Taubah 128 

“Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keamanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka Berpaling (dari keimanan) maka katakanlah ‘Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung.’” (At-Taubah ayat 128-129)
Diutusnya Nabi Muhammad untuk menyampaikan risalah/wahyu, yang turun kepada beliau selama 23 tahun. Rasulullah telah menunaikan amanah itu SELURUHNYA. Nabi telah menasehati umat, beliau telah berjihad untuk menegakkan agama ini dengan sebenarbenarnya jihad. 

Apa Makna "Aku bersaksi Muhammad utusan Allah" ?
  1. Mentaati apa yang beliau perintahkan, secara MUTLAK (saat seorang diperintah Rasul, tidak boleh membantah/menolak). Ini membawa kebahagiaan dunia akhirat, memasukkan seseorang ke surga. Taat rasul itu adalah bentuk taat pada Allah. Sebagaimana banyak disebutkan dalam quran, seperti An Nisa 65, An Nisa 80. Sifat/Prinsip seorang mukmin : adalah taslim/kewajiban taat/menerima. Rasul diutus untuk ditaati, kita wajib taat dengan syariat yang beliau bawa. Sahabat adalah orang yang paling taat, tidak dipikir-pikir dulu, tidak dibanding-bandingkan dulu, dibahas dulu. Namun sekarang, jika ada datang dalil shahih, dipikir dulu, dibahas dulu.  
  2. Membenarkan apa yang beliau sampaikan
  3. Menjauhkan semua yang dilarang oleh Rasulullah
  4. Tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan cara yang telah disyariatkan
Saat nabi telah menyampaikan/menjelaskan sesuatu, jalankan. Saat nabi melarang sesuatu, jauhi. Seseorang yang melanggar perintah itu lebih berat daripada melanggar larangan. Seperti iblis yang melanggar perintah sujud, dosanya lebih besar daripada dosa adam yang melanggar larangan. 

Surat An Nur 63 : seorang yang melanggar perintah Rasulullah, akan terkena fitnah di dunia dan adzab yang pedih di akhirat. 

2. Membenarkan Apa yang beliau sampaikan . Karena semua yang beliau sampaikan itu benar, tidak ada yang bohong/dusta. Nabi tidak bersabda berasal dari hawa nafsu, melainkan hanya berkata dari apa yang diwahyukan oleh Allah. Seorang mukmin dikatakan beriman dan bertaqwa jika membenarkan. Surat Az Zumar 33 : dan orang yang datang membawa kebenaran, dan dia membenarkannya, maka ia adalah orang yang bertaqwa. Maka, kita harus membenarkan segala yang dibaca Rasul, selama riwayat yang datang itu shahih. Seperti tentang siksa kubur, akhir jaman, surga neraka, dsb. Semua yang dikatakan beliau itu benar, selama riwayat shahih. 

Orang yang menolak dengan akal, tidak menyadari bahwa akalny terbatas. Tidak boleh untuk membantah WAHYU, yang sifatnya mutlak, maksum, tetap/konstan. Jangan pernah lagi berkata, "ini tidak masuk akal", "ini tidak cocok di negeri ini, cocoknya di negeri Arab". Tidak boleh. 

3. Menjauhkan apa yang beliau larang/cegah. Seperti syirik, bid'ah, memakan riba, durhaka, dosa dosa besar lain, dsb. Jauhi segala larangan tersebut. Dalam surat Al Hasyr ayat 7 : dan apa apa yang datang kepadamu dari Rasul, kamu ambillah; dan apa apa yang dilarang, jauhkan. 

4. Tidak boleh beribadah melainkan yang telah disyariatkan.  Kita diperintahkan oleh Allah untuk beribadah. Nah untuk beribadah itu perlu penjelasan, dan Rasul diutus untuk menjelaskan bagaimana mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik. Rasul diutus untuk menjelaskan cara ibadah yang benar dan bagaimana ibadah diterima. Syarat ibadah 2 : niat ikhlas dan ittiba'. Kita semua akan ditanya dengan ibadah kita; apakah telah disyariatkan oleh Rasul atau dibuat sendiri. Saat ini banyak sekali cara ibadah baru, ribuan, padahal nabi tidak contohkan. Dan sebagian besar umat tidak tau. Ini penting, karena jika ibadah itu tidak ada syariatnya, maka sia-sia, tertolak ibadahnya. Puluhan tahun ibadah, tapi tertolak. Kasian mereka sudah lelah, tapi sia-sia lelahnya karena tidak diterima. Dakwah ini sayang pada umat, tidak ingin umat lelah tapi sia-sia, makanya disampaikan tentang hal ini. 

Prinsip dalam agama Islam ada 2 : (buku Konsekuensi Cinta kepada Nabi)
  1. Tidak boleh beribadah melainkan pada Allah saja, dan tidak boleh mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun juga. Dalil An Nisa 36, Ali Imran 64, dll
  2. Tidak boleh beribadah melainkan dengan apa yang telah Allah syariatkan dalam kitabNya, sunnah nabiNya yang terpelihara; tidak dengan bid'ah dan tidak dengan hawa nafsu. Kalau mau ibadah, lihat dalil ada tidak di quran, atau di sunnah; bagaimana pemahaman sahabat terkait hal itu. Dalil surat al a'raf 3, al hasyr 7, ali imran 31
Pelaku BID'AH itu... 

- Orang yang tidak taat pada Rasul, bahkan mengadakan yang baru dalam perkara agama; maka ia telah mengikuti hawa nafsu. Allah sebutkan dalam quran, Surat Al Qashash 50.

- Mengikuti hawa nafsu itu disukai iblis. Kata Sufyan ats Tsauri (W : 161H) : Bid'ah itu lebih dicintai iblis daripada maksiat, maksiat masih mungkin orang bertaubat dari maksiatnya; sedang pelaku bidah sulit bertaubat dari bid'ahnya. Orang yang berbuat bid'ah itu mengikuti iblis, mengikuti langkah langkah setan. 

- Orang yang berbuat bid'ah itu menuduh nabi khianat. Risalah/wahyu adalah amanah yang besar, dan nabi telah menyampaikan semuanya; agama ini sudah sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam surat al Maidah ayat 3. Kata Nabi, segala yang membawa ke surga, dan segala yang membawa ke neraka, semua sudah dijelaskan. SUDAH SEMPURNA dan Lengkap. Tidak boleh ditambah-tambahi lagi. Nabi TIDAK MUNGKIN LUPA dalam menyampaikan suatu ibadah/dzikir/perayaan tertentu. TIDAK MUNGKIN. Sudah lengkap. Maka, ketika seseorang mengadakan sesuatu yang baru dalam agama; ia menuduh nabi khianat. Seorang yang melalukan bid'ah pasti niatnya untuk ibadah. Padahal, semestinya ibadah itu semuanya sudah disampaikan, tapi nabi tidak menyampaikan. Kata IMAM MALIK, "Siapa yang melakukan suatu ajaran yang  tidak nabi contohkan, maka sungguh ia telah menuduh nabi Muhammad mengkhianati risalah", karena telah Allah firmankan kesempurnaan islam di quran surat al maidah. Kata Imam malik, apa yang tidak menjadi agama di jaman Nabi, sekarang pun tidak mungkin menjadi agama.
Ketika orang merasa tidak cukup dengan apa yang nabi ajarkan, lalu mengadakan yang baru dalam agama, ia telah menuduh nabi khianat

Tugas kita tidak sulit : tidak mengikuti nabi. Patokannya bukan pandangan manusia, bukan pandangan kyai, bukan pendapat orang; melainkan dalil. mengikuti dalil

- Orang berbuat bidah itu telah menuduh bahwa nabi tidak tau bahwa sesuatu itu bagus / bisa mendekatkan diri pada Allah. Atau menuduh nabi menyembunyikan suatu risalah. Contoh : orang berdzikir. Dzikir dianjurkan. Tapi dia dzikir dengan bilangan tertentu yang  tidak nabi contohkan; dengan keyakinan jika membaca sekian kali, bisa berfaedah ini itu. Dan perbuatan lain, misal sholat, perayaan, dll. Tatkala mereka melakukan itu, pasti mereka mengklaim itu bagus, perbuatan bagus. Nah, seandainya itu bagus maka tentu sahabat telah melakukan hal itu, sebagaimana sebuah kaidah yang disampaikan ibnu katsir, "Lau kana khoiran lasabaquuna ilaih".

Jika telah mengucap kalimat syahadat, kita wajib mewujudkan tauhid ini dalam kehidupan kita, supaya memasukkan kita ke surga. Jadi bukan hanya perkataan, hiasaan, dakwaan; tapi harus dibuktikan. Pada Bab ke-3 Kitab Tauhid, penjelasan syaikh abdurrahman as sa'di. 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)