curhatibu.com

Pendaran Emosi (?)



Satu ingin yang tebersit kuat dalam hati, saat ini, adalah ingin bertanya kepada Bapak, dan Ibuk, bagaimana dulu mereka mendidik kami, anak-anaknya. Apakah mereka tidak pernah marah? Apa saya tidak pernah dipukul? Apa saya tidak pernah dibentak? Seingatku tidak.

Dulu, saat saya masih muda, saat masih belum menikah; saya cukup merasa geram tatkala melihat seorang ibu marah-marah kepada anaknya. Dalam hati saya waktu itu, "Ini anaknya sendiri kenapa dimarah-marahin sih!", apalagi setelah saya beberapa kali ikut kelas parenting. Semakin merasa hal itu TABU untuk dilakukan, Harommm.

Tapi setelah saya memiliki anak sendiri, dua pula, hal yang saya anggap TABU dulu, menjadi hal yang sering menemani di keseharian saya membersemai. Apakah, hanya saya, ibu yang merasa gagal, tak bisa berlaku lemah lembut dalam mendidik anak saya? Bisakah saya seperti para ibu itu, yang saat berkata pada anaknya itu begitu lembut. Sehingga anaknya pun bisa berkata lembut pada ibunya.

Itu jugalah yang menjadikan saya semakin ingin bertanya, "Bagaimana Bapak, Ibuk, mendidik kami dulu?". Hingga bahkan untuk sekedar mengangkat suara saja tidak berani. Obrolan kami menggunakan bahasa Kromo, Alus. Yang itu adalah tingkat bahasa sopan dalam bahasa Jawa. Dan yang saya ingat dulu, meskipun bapak ibuk tidak pernah melarang saya ini itu; melarang kami begini begitu; koq ya kami tumbuh menjadi anak anak yg, kata orang, "nggak neko neko". Dan saya merasa segan untuk melakukan hal hal yang "nakal".

Kenapa memori tentang "bagaimana mereka mendidik kami" itu tak banyak terekam? Padahal ingin juga saya terapkan untuk anak-anak saya. Setidaknya, supaya mereka tidak mendapati ibunya suka marah-marah, gagal mengendalikan emosi, perasaan.

Kata si queen, "mungkin ada hal lain" yang kemudian membuat pelampiasan emosi itu kepada anak. Ya, intinya kurang lebih begitu yg disampaikannya. Mungkin, saya belum selesai dengan diri saya sendiri, atau belum selesai dengan urusan suami, atau belum selesai dengan tugas/amanah lain. Lalu merasa perlu melampiaskannya kepada anak; karena "ke mana lagi?".




Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)