curhatibu.com

Kalimat Rindu, yang Tak Bisa Sederhana Diucapkan

Pada akhirnya, setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Itu keniscayaan. 

Sedih sih, sekalipun sudah tau perkiraan waktu kembali bertemu.

Hanya mungkin yg perlu direnungkan, dan diyakinkan baik-nya adalah alasan di balik itu. 

Ya, alasan mengapa perlu bertemu; alasan mengapa harus terpisah. 

Alasan pertemuan : untuk bisa memupuk cinta antar saudara, menguatkan rasa kebersamaan; atau sekedar mengobati jenuh dg satu dua gelak tawa di antaranya. 

Sembari bertekad akan saling membaikkan melalui teladan, nasehat juga teguran. 

Alasan perpisahan : untuk memberi kesempatan perenungan bagi jiwa,  perbaikan diri, juga untuk belajar menyempurnakan laku dan membersihkan rasa. 

Juga untuk beribadah, yang tak mungkin harus selalu bersama. 

Sembari tak lupa saling mendoakan meski terpisah jarak; dengan doa yg pastinya mustajab karena tak diketahui oleh objek yg di-doa.

Seperti pernah kukatakan, bahwa berjuang sendiri memang tak mudah. Namun, sekali lagi ku-menasehat bahwa kita tak pernah sendiri. 

Ada nurani yg akan menjaga dalam koridor kebaikan, selama dia (nurani) tak mati atau berkarat sebab dosa. 

Ada Allah, pasti, yang akan selalu menjaga, selama taqwa kita jaga hari demi darinya. 

Juga tetap ada rekan seperjalanan, yg meski tak nampak bersama bergandengan kasat mata; tapi kita tengah sama berjalan di jalur perjuangan yg sama : dalam kebaikan, untuk menuju akhir hidup yg penuh rahmat dan pengampunan. 

Harap kita bersama, tentu sama : semoga Allah pertemukan,  tak hanya di dunia; namun di akhirat kelak, dalam kebaikan.. 

Granada, 5 Februari 2020
Kalimat rindu untuk mereka, yang tak bisa sederhana diucapkan dg satu kata. 

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)