curhatibu.com

Jangan Berhenti Belajar - Resume Kajian OBAT Futur



JANGAN BERHENTI BELAJAR

Kita sebagai penuntut ilmu tidak boleh berhenti belajar. Jika plan A tidak bisa kita laksanakan, maka lakukanlah plan B, begitu seterusnya. Lakukan bisa kita lakukan meski penuh dengan keterbatasan dan kekurangan. Yang paling utama, adalah Allah berikan keberkahan di dalam setiap pertemuan dan upaya kita menuntut ilmu. Sehingga hal itu dapat memberikan kebaikan yang banyak untuk kita.

Sebagai manusia, kita tidak mungkin selalu berada pada kondisi semangat yang fit. Sebagai manusia, kita harus menerima bahwa pasti ada satu masa kita mengalami kefuturan/kejenuhan. 

Namun, kata Rasulullah, ketika masa itu datang, seseorang yang masih berada dalam sunnah, dia orang beruntung. Jika tidak, maka dia orang yang binasa. Kuncinya bukan menyangkal kondisi futur itu, namun bagaimana sikap kita saat berada di kondisi tersebut.

Menjalani hari-hari seperti ini memang tidak mudah. Berkumpul dengan orang sholih yang biasanya bisa menjadi obat atas kefuturan, namun saat ini kita mengalami kesulitan melakukannya. Mendatangi majelis ilmu, yang ampuh untuk mengisi kembali semangat dan iman, saat ini pun harus rela ditangguhkan.

Pada saat ini, rumah menjadi tempat yang harus diperhitungkan, harus dipikirkan. Rumah bisa menjadi bumerang atau musuh dalam selimut yang menghancurkan kita. Karena rumah merupakan tempat kita bisa menunjukkan karakter asli, termasuk sisi negatif kita, dan menjadi tempat kita lebih bebas memperturutkan hawa nafsu. Sehingga perlu berhati-hati, agar diri tidak terlampau lalai dan terperosok makin jauh di jurang kefuturan. Belum lagi, terkait konflik yang sangat mungkin terjadi di dalam rumah, mengingat intensitas pertemuan yang menjadi sangat padat, 24 jam. Sangat berpotensi menimbulkan pertengkaran, dan akan lebih kesulitan meredakannya karena penghuni tidak punya alternatif penyelesaian di luar rumah (refreshing, jalan-jalan, dst).

Pada hari-hari ini, isilah waktu dengan belajar, gunakan waktu kita bersama Al-Quran, penuhi hari kita dengan sunnah-sunnah nabi. Mungkin tidak mudah, namun sesuatu yang tidak bisa dikerjakan 100%, bukan berarti untuk ditinggalkan seluruhnya. Kerjakan yang bisa dan mungkin kita kerjakan. Tentu jangan sampai memberatkan, dan sesuaikan dengan kondisi diri. 

Kembalilah kepada Al-Quran, karena itu adalah kunci. Ada banyak orang, yang saat ini diliput kekhawatiran, sampai harus stres berhari-hari, tidak bisa tidur dengan nyenyak, tidak enak makan, dan ketidaknyamanan lainnya. Dan setelah diambil kesimpulan penyebabnya adalah satu : tidak mau berinteraksi dengan Al-Quran.

Ingat, yang bikin kita stres adalah kita tidak tau mau berbuat apa, dan harus melakukan apa. Tidak tau harus beramal apa supaya bisa kembali bangkit, dan tidak terlalu terbebani dengan kacaunya suasanya hari ini.  

Ujian itu, bisa jadi simpel. Tapi karena kita tidak tau ilmunya, kesannya jadi sulit dan ribet. Seperti, bagaimana Anda bisa bersabar, sedangkan Anda tidak tau ilmu tentang bagaimana bersabar. Bagaimana hari bisa tenang, sedang kita tidak mengerti apa kunci ketenangan yang sebenarnya. Dan seterusnya.

Maka, harus belajar, dan paksa diri kita belajar! Setiap hari harus ada ilmu baru, khususnya terkait kondisi kita hari hari ini.

Ingat, bahwa sebab pertama turunnya iman adalah tidak punya ilmu. Menarik bukan? Sebabnya karena kebodohan, bukan karena beratnya musibah yang terjadi, bukan karena kondisi, bukan karena wabah, dst. Kebodohan inilah yang membuat kita stress dan bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Masalahnya bisa menjadi lebih rumit, bahkan fatal adalah ketidaktahuan itu membuat kita melakukan sesuatu yang kontra produktif / memperkeruh kondisi. Karena sebagian manusia, ketika tidak tau, dia bukannya diam, tapi tetap bertindak, tetap ngomong. 

Kata nabi, hendaklah berkata baik, atau diam, jika tidak tau. Allah pun berfirman, “dan janganlah melakukan sesuatu, sedangkan Anda tidak tau ilmunya.” Jangan Anda ikuti sesuatu, sedang Anda tidak tau ilmunya. Karena pendengaran, penglihatan, hati, semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah

Namun pada kenyataannya : manusia yang tidak punya ilmu, tetap berbuat/melangkah/berbicara. Akibatnya bisa memperkeruh suasana. Dia bukan hanya tidak tau jalan keluarnya kemana, melainkan semakin menjauh dari jalan keluar; dengan maksiat yang dilakukan, atau kesalahan yang dikerjakan. Sebab dia tidak tau bahwa itu adalah sebuah kesalahan.

Imam al qotadah mengatakan : Sahabat nabi berkumpul di suatu waktu. Semua mereka berpandangan bahwa semua hal yang didalamnya ada unsur maksiat kepada Allah, itu karena ada unsur kebodohan. Baik maksiat yang disengaja, maupun maksiat yang tidak disengaja.

Ambillah ilmu dari para ustadz yang di hari hari ini tetap bersemangat menyebarkan ilmunya. Ambil ilmu mereka. Kita tidak akan bisa bertahan jika tidak demikian. Kita tidak akan tenang jika tidak mengetahui ilmunya, dan menambah ilmu kita setiap hari.

Jadi, tugas kita saat ini : belajar ilmu, lalu amalkan. Jika belum ngaruh, periksa ilmunya udah shahih belum. Cari dari guru yang tepat, lalu amalkan ilmu yang disampaikan.

Ujian kita hari hari ini : ketika kita dirumahkan, ketika omset terjun bebas, dsb kita harus pertanyakan, “siapa yang menciptakan segala ujian ini?”. Ya, Allah. Dan Allah yang paling tau tentang kita.

Sekali lagi : hari ini, isi dengan ilmu. Lalu perbanyak waktu dengan al quran. Al quran itu sumber ilmu, al quran itu ruh. Kita tidak akan bisa bertahan tanpa semua itu. Lalu dengan memohon taufik Allah, kita selalu berusaha mencari channel kajian online yang bisa kita jangkau. Agar setiap hari, kita selalu mendapat tambahan ilmu baru, karena setiap akan ada varian ujian baru yang butuh ilmu yang baru pastinya.

Gengs.. kita perlu kajian setiap hari, untuk hari hari ini, karena masalah kita datang setiap hari, maka ilmu harus bertambah setiap hari.

Bedakan orang yang tidak ikut kajian karena alasan syar’I, dengan orang yang meremehkan kajian (tanpa alasan apapun)

Banyak orang yang ingin belajar, tapi ga punya kuota, susah akses internet, atau bahkan harus masuk ruang isolasi yang tidak memungkinkann membuka akses kajian. Maka, ketika kita telah mendapat kemudahan untuk itu; kita harus memanfaatkan kemudahan dengan mengikuti kajian (online), agar Allah terus menambah nikmatNya kepada kita.


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)