curhatibu.com

Aku, Buku dan Anakku


Aku dan Buku. Satu. Pernah bermimpi menulis buku. Buku yang bisa banyak membantu. Satu dua kalimat bisa menjadi inspirasi pembacanya meski cuma satu. Tak apa tak laku, selama apa yang sudah tertulis bisa menginspirasimu. 

Aku dan Buku. Dua. Pernah berharap mempunyai rak yang lebar nan luas. Menyimpan segala koleksi buku lokal hingga mancanegara. Tak lupa memasang label nama di tepian buku agar tak lupa. Ya, aku pun tak menyangka harapan itu telah nampak di depan mata. 

Aku dan Buku. Tiga. Pernah bercita-cita melahap ribuan buku dalam waktu tak lama. Hingga otak, pikiran, hati terus menjadi kaya. Kaya gagasan, wawasan dan buah pikiran. Berharap bisa bercakap nyaman dengan siapa pun yang ku jumpa.

Satu, dua, tiga. Aku dan Buku. Aku tak menyangka satu per satu terwujud. Tulisan dimuat di buku, meski belum terbit oleh penerbit yang baku. Rumah berisi sekian lemari dengan bertengger ratusan buku yang terkumpul. Dan otak - pikiran - hati mulai kembali terlatih dan terisi dengan sesuatu. 

Ah, wahai Diriku, juga Bukuku.. Semoga harapku tak hanya untuk aku. Sebab ku ingin mimpi, harap dan cita-cita itu mengalir ke dalam darah asa anak-anakku. Diri yang bisa menjadi teladan kecintaan dengan buku. Buku yang bisa menjadi bahan pegangan sebagian besar waktu anakku. 

Aku dan Bukuku.. Jangan sampai lentera semangat yang baru saja dinyalakan kembali padam. Jangan sampai kemalasan kembali menerawang dekat. Jangan sampai gawai kembali menjadi setan yang mengganggu kemesraan membaca. 

Ini tentang aku, buku.. juga anakku. Ya, anakku dan diriku. Aku tak sedang bermimpi bahwa anakku cinta buku. Aku tak hanya harap kosong meminta mereka terpaku mesra dengan lembaran tulisan itu.  Aku tak sedang bercita-cita mereka jatuh cinta dengan harta karya kata di hadapannya itu.

Tak bisa, tak akan mungkin terkabul. Selama aku tidak mau memulai kebiasaan baru bersama buku. Tak mungkin dan tak akan bisa terwujud. Selama mata mereka melihat aku yang tak pernah sedikitpun menyentuh buku. 

Ya, aku , buku dan anakku. Sekedar kisah yang semoga terwujud nyata dalam keseharian. Sebab aku tau bahwa buku akan membuatku dan anakku maju. Maju dalam pemikiran, perkataan, gagasan, wawasan. Semua akan bisa terdongkrak dengan buku. 

Ya, aku, buku dan anakku. Tak mengapa, Nak, jika kita masih berproses mencintainya - sebab begitupun aku yang sudah lama meninggalkannya. Kita hanya perlu membiasakan kembali hari-hari bersama kalimat tulisan. Kita hanya perlu melatih fokus pikiran tanpa distraksi gawai dan media sosial. Kita hanya perlu sejenak duduk bersama lembaran, ditemani kopi dan cemilan.

(Ditulis sebagai tugas Kelas Berbenah Sadis Writing - Batch 1)

Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)