curhatibu.com

Day 1 - Kita Bukan Hanya Ibu Rumah Tangga



Siapa di antara kita yang masih menganggap "hanya" berperan sebagai ibu rumah tangga? Saya, Anda? Haha.. iya, kita semua. Profesi mulia yang seringkali disalahartikan sebagai pengangguran, atau disepelekan karena dianggap "nggak ngapa-ngapain". Tidak berdaya - perasaan yang kerap ada pada setiap ibu rumah tangga. Anggapan tidak bisa apa-apa, hanya menghabiskan uang/gaji suami, cuma di rumah saja, dan TIDAK BEKERJA.

Oke. Sudahkah kita menyadari perasaan itu? Atau selama ini kita hanya terkungkung perasaan tidak nyaman dengan apa yang kita jalani, sementara tidak tahu sebenarnya apa yang kita rasakan. 

Kebanyakan ibu yang memutuskan peran barunya ini akan mempunyai perasaan tidak berdaya. Dari yang sebelumnya dia bekerja, melakukan banyak perannya di kantor, dan mendapat apresiasi berupa gaji atau minimal pujian dari atasan pun rekan kerja; menjadi seorang wanita "biasa" yang menghabiskan kesehariannya "di rumah saja", TIDAK BEKERJA.

Padahal ya, apakah benar, kita tidak bekerja?

Saya sudah mengalami fase menjadi seorang ibu yang bekerja; dan pada akhirnya saya putuskan di rumah saja menjadi full time mom (maaf, mohon jangan salah artikan pernyataan ini dengan anggapan ibu bekerja itu bukan full time mom) - hanya meminjam istilah yang telah akrab di telinga kita sehari-hari. 

Di rumah bukan berarti kita nganggur; tidak bekerja. Sebab justru pekerjaan kita itu lebih banyak dan seakan tiada henti. Saat kerja, kita bisa memutuskan rehat - sekedar ngopi di jam makan siang, atau hang out sejenak di jeda sore hari yang penat untuk makan cemilan di kantin perusahaan. Ya, oke, jadi ibu di rumah pun bisa jadi lebih bebas sih. Ah memang tidak enak jika membandingkan kedua profesi itu. Dan saya tidak ingin melakukannya. So, skip.

Di sini, saya ingin fokus pada pernyataan "HANYA IBU RUMAH TANGGA". Semestinya kita bangga dengan peran peradaban ini. Mengapa peran peradaban? Sebab kita memiliki peluang yang cukup besar mencetak generasi hebat dari rumah. ("Kami, ibu bekerja juga bisa ko.. " hmm please, stop, saya tidak sedang membandingkan. Saya hanya ingin menggugah semangat para IRT, oke?)

Ibu, kita itu ditunggu lho oleh anak-anak kita. Ditunggu untuk memeluk mereka setiap saat. Menyediakan santapan terbaik (meski ya bukan berarti selalu harus memasak yaaa... hehehehe). Mempersiapkan sarana belajar terbaik, serta menjadi teman bermain yang asyik untuk mereka. Jangan lupa, kita juga yang akan menjadikan suami tenang saat kerja di kantor. Hehe bayangkan saja kalau setiap hari pak suami harus bawa anak-anak krucil krucil ke kantor, bisa ga fokus, ya kan. 

Ini baru peran domestik lho ya.. dan baru beberapa poin. Masih ada banyak : urusan berbenah, kesehatan, kebersihan, kedisiplinan, kenyamanan, ketenangan, kesegaran jasmani rohani, beuuh.. buanyak peran kita sebagai ibu rumah tangga.

Makanya, kalau kita masih mengecilkan peran kita; yok kelola lagi mindset nya. Jangan-jangan, selama ini kita menganggap produktivitas itu hanya jika menghasilkan uang, harta, dll? Jangan-jangan selama ini kita menganggap orang hebat adalah yang bisa nampak di luar, sosial media, populer, dll? Hehe.. 


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)