curhatibu.com

Refleksi Homeschooling Anak Tahun 2022


Setahun terakhir ini saya merasa bersyukur
. Ya, ada banyak hal yang saya syukuri terkait proses homeschooling yang kami jalani. Memang masih ada berbagai hal yang perlu dipelajari, masih sedikit sekali ilmu terkait mendidik dan mengajar yang saya miliki. Kekurangan ini tentu sangat berpengaruh pada kualitas saya mendidik dan mengajar mereka. Beberapa hal yang saya syukuri adalah sebagai berikut.

  • Bertemu dengan komunitas homeschooling yaitu rumah inspirasi, sebagai pendamping proses menjalani keseharian melalui berbagai sharing pengalaman mereka dan anak-anak
  • Komunitas tersebut membuat saya memiliki banyak list pertemanan di instagram, follower baru, following baru, yang membuat beranda saya lebih banyak berisi aneka kegiatan anak pesekolah rumah ketimbang postingan anak yang sekolah formal. 
  • Panduan menulis jurnal refleksi ini pun dari pertanyaan pemantik yang diberikan oleh Rumah Inspirasi. 
  • Saya bisa menuliskan dokumentasi kegiatan anak dengan rinci di canva. Memang masih banyak kekurangan dari detail kegiatan dan catatan perkembangan anak. Namun penulisan dokumentasi membuat kita menyadari bahwa ada banyak kegiatan yang telah dilaksanakan setahun terakhir. Usaha yang kita lakukan bersama anak-anak ternyata tidak sia-sia. Banyak pengalaman, peluang, tantangan, kebiasaan baik, dan mindset yang pada akhirnya berubah seiring perjalanan setahun terakhir ini. Mindset belajar, sekolah, dan pendidikan. 
  • Saya menemukan istilah "musim bertahan" dari podcast Manajemen Diri-nya mbak Lala. Penjelasan tentang musim bertahan adalah tentang masa ketika sebagian besar waktu kita dipengaruhi oleh apa yang ada di luar diri kita. Biasanya terjadi saat kita mempunyai anak bayi, atau sedang merawat orang sakit. Pada musim ini sebaiknya kita menahan diri untuk berekspektasi yang terlalu tinggi, apalagi sampai bermimpi bisa menelurkan karya ini dan itu. Sebab, harapan itu akan membuat kita merasa tidak berdaya. Musim bertahan atau disebut survival adalah saat kita bisa menjalani keseharian dengan baik saja, sudah bagus. Tahan dulu untuk ambisi berkarya. Nanti ada waktunya. 
  • Bertemu dengan platform homeschooling di HSUQI. Konsep mendidik anak di sana adalah semuanya bersama orang tua, sementara bersama guru secara online 1 jam / hari adalah ibarat setor tugas, talaqqi, dan pembelajaran iman. Semua aktivitas harian terpantau dan memang menjadi alasan untuk saya istiqomah membimbing anak saya terkait hafalan, tahsin, doa harian dan pembelajaran iman. Banyak kajian nya yang cukup memberikan insight terkait mendidik anak, dan saya sangat bersyukur bertemu dengan platform ini. 
  • Bertemu dengan Rumah Tahfidz An Najiyah. Ghumaisha tetap bisa menikmati pembelajaran agama secara offline, dan di hadapan guru. Di sana ghumaisha tentu belajar adab menuntut ilmu, bagaimana bersikap saat di kelas, bersama teman-teman dan sebagainya. Selain itu, pengelolaan RT ini tidak selayaknya TPA biasa. Ada target pembelajaran dalam 1 semester, beserta penilaian dan rapot yang membuat kita orang tua bisa tetap memantau perkembangan anak. 
  • Travelling. Ya, ada banyak lokasi baru yang kita datangi, pengalaman baru bersama anak-anak dan kegiatan baru yang menambah wawasan dan pengalaman mereka. Mulai dari kegiatan di rumah, sekitar rumah, alam, tempat perbelanjaan, kolam renang, tempat wisata, kendaraan umum, jalanan umum, rumah saudara, rumah kakek, sampai mencoba membuat pizza hut di dalah satu agenda playdate pertama kami. Kegiatan kunjungan ke berbagai tempat alhamdulillah bisa didukung dengan mobil yang tahun ini akhirnya bisa ada di rumah kami. Membuat perjalanan menjadi lebih private dan fleksibel. 
  • Bersyukur bisa terus membersamai anak, dengan naik turunnya emosi, kondisi, kemampuan anak. Semuanya disyukuri sebab ada banyak pelajaran yang apstinya Allah ingin kita ambil dengan setiap peristiwa yang terjadi.
  • Bersyukur bisa bertemu dengan Kelas Berbenah Sadis. Kelas ini mengubah banyak hal dalam diri saya, terutama terkait rumah. Lebih rapi, setidaknya, dibandingkan saya yang dahulu. Selain itu, berbagai sharing yang diberikan mentor juga mengubah mindset tentang kewajiban berbenah di rumah, dan bagaimana melatih keluarga serta anak-anak untuk turut serta dalam proses ini. Tentunya, hal ini bagus untuk menunjang aktivitas homeschooling kami. Ya, homeschooling bukan hanya tentang worksheet maupun ujian, melainkan bagaimana bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan adanya perbaikan kualitas hidup setiap harinya. 
3 Keberhasilanku saat ini yang berhubungan dengan anak & proses pengasuhan

  1. Anak memiliki ikatan batin yang cukup baik satu sama lain. Terbukti mereka bisa langsung merasakan feeling saya, atau saudaranya yang sedang "tidak baik-baik" saja, lalu berusaha menyesuaikan diri. 
  2. Anak mengerti beberapa printilan pekerjaan di rumah, seperti bagaimana merapikan rumah, mencuci baju beserta rangkaian pekerjaan yang mengikutinya, memasak, sampai menjaga adik-adik saat saya sedang ada keperluan
  3. Anak memiliki beberapa pencapaian terkait kognitif, misalnya hafalan al quran, doa, hadits, serta memiliki keinginan untuk melakukan ibadah rutin seperti sholat, ngaji, dll. 

3 Kekuranganku saat ini yang berhubungan dengan anak & proses pengasuhan

  1. Kurang konsisten terkait peraturan, dan dalam hal kesepakatan kegiatan dengan anak. Jadi, misalnya kita sudah menentukan akan melakukan A, namun ada halangan, maka kegiatan itu bisa bubar begitu saja. Terkait aturan seperti gadget, saya masih sering tergoda untuk bersantai dengan gadget, padahal hal itu akan memakan waktu yang lumayan banyak, dan membuat anak pun ingin melakukan hal yang sama
  2. Masih sering ragu dan maju mundur dengan proses HS ini. Hal ini disebabkan rasa capek yang sering dirasakan setiap hari dengan kewajiban domestik lain yang harus diurusi. Kekhawatiran dan perasaan gagal sering menghantui dan membuat saya panik dengan pencapaian anak
  3. Mindset masih terlalu "sekolah". Yaitu ketika materi banyak dijejalkan, hafalan, tulisan, yang semuanya urusan kognitif. Sementara, perkara manajemen keseharian anak, manajemen emosi bersama anak, serta perkara lain sering terluput. Hal ini sering membuat anak seolah tertekan, atau tidak menikmati proses belajar dan pengasuhan di rumah. 

Hal yang aku pelajari yang berhubungan dengan anak & proses pengasuhan : 

  • Homeschooling itu harus lebih banyak porsi untuk pengasuhannya; bukan pengajarannya. Yang dibutuhkan anak di rumah bukanlah seperti ketika dia di sekolah. Di rumah, dia butuh penerimaan dan kasih sayang orang tuanya. Dia membutuhkan kehadiran dan butuh dihargai. Bisa jadi mereka tidak akan ingat pelajaran (secara kognitif) yang terjadi di rumah selama proses HS. Namun yang mereka akan ingat adalah tentang apa yang mereka rasakan selama proses bersama orang tuanya di rumah. Maka jangan salah fokus. Jangan sampai, kita mengejar akademik, lalu mengabaikan emosional dan mentalitas anak. Jika hanya mengejar akademik, apa bedanya dengan kami dulu waktu di sekolah
  • Anak tidak perlu duduk dari pagi sampai siang untuk meyakinkan kita bahwa dia belajar. Anak tidak perlu bukti untuk menunjukkan kepada kita bahwa dia belajar. Setiap hari, yang dilakukan anak adalah belajar. Tugas kita, membersamai setiap aktivitas mereka, dan memasukkan nilai kebaikan (terutama keimanan) dalam setiap aspek kehidupan mereka. 
  • Belajar itu dimulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali. Pelajaran tentang siklus kehidupan, beserta keimanan yang ada di setiap waktu anak. Setelah tidur, baca doa, mengingat Rabbnya. Kemudian menjalankan sholat, dzikir pagi, dan seterusnya. Belajar itu tentang membiasakan kebaikan yang menunjang kehidupan anak selanjutnya. Bukan hanya tentang nilai dan raport saja. 

Efek dari belajar yang berhubungan dengan anak & proses pengasuhan : 

  1. Lebih rileks saat mendapati jadwal harian anak tidak seperti anak sekolah
  2. Lebih menghargai capaian-capaian non akademis dari anak
  3. Lebih belajar memperbaiki kualitas hubungan dengan anak
  4. Merasa sangat kurang ilmu sehingga ingin terus belajar

Momen paling membahagiakan yang terjadi bersama anak dalam setahun terakhir ini

  • Bisa menjelajah banyak tempat baru bersama keluarga
  • Bisa melaksanakan pekerjaan domestik dengan bantuan anak-anak, bahkan kadang anak yang inisiatif mengerjakannya
  • Bisa belajar naik mobil bersama anak-anak

Momen paling menyedihkan yang terjadi bersama anak dalam setahun terakhir ini

  • Saat anak tidak bisa mengikuti kegiatan field trip sebagaimana anak-anak lainnya
  • Saat anak tidak bisa berkegiatan bersama anak-anak lainnya
  • Saat bergantian keluarga sakit

Kegiatan/Pencapaian penting yang terjadi pada anak dalam setahun terakhir ini

  1. Anak-anak mulai bisa berbagai pekerjaan domestik
  2. Anak-anak terbiasa belajar di berbagai momen, tidak peduli hari libur atau hari masuk sekolah
  3. Anak-anak bisa lebih erat hubungannya dengan saudaranya
  4. Capaian secara kognitif : hafalan 1,5 juz, ummi lulus jilid 3, hilyah mulai tertarik membaca buku, ghumaisha lulus reading eggs - sekarang sedang belajar reading express, bisa belajar aplikasi baru seperti minecraft, prisma 3d, kinemaster, canva, dll

Kegiatan yang tidak terlaksana yang sudah direncanakan tapi tidak terjadi dalam setahun terakhir ini : Camping

Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar anak.

  • Perencanaan pembelajaran (target yang harus dipenuhi + langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai target)
  • Konsisten menerapkan jadwal belajar (meskipun tidak selalu harus duduk di meja)
  • Mengurangi penggunaan gawai (hanya untuk kelas online dan beberapa keperluan kreativitas anak - mengurangi nonton / sekedar scroll di gawai)
  • Menerapkan waktu tidur yang lebih teratur (setelah isya segera tidur, dan bangun subuh)
  • Secara fisik : merutinkan olahraga ringan di pagi hari, dan menyediakan nutrisi yang bagus untuk anak
  • Secara mental : memberikan waktu bermain anak, dan merutinkan agenda field trip keluarga minimal 1x/pekan. 
  • Secara adab : mengajak anak belajar adab dengan duduk bersama di kajian-kajian Islam, demi melatih anak untuk bisa lebih tenang dan fokus saat menyimak pelajaran.

Hal yang perlu diperhatikan 

  1. Minat baru anak : Ghumaisha (Minecraft, Coding Scratch, Prisma 3d, Animasi), Hilyah (Mewarnai, menggambar, membaca buku, minecraft)
  2. Pencapaian luar biasa yang perlu ditingkatkan : 
  3. Masalah khusus yang baru muncul tahun ini : Kecanduan gadget dan game 
  4. Peluang baru : konten baru di IG atau Youtube Channel

Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendampingan Anda :

  • Lebih konsisten menulis refleksi harian di blog
  • Rajin mendokumentasikan aktivitas anak dengan disertai refleksi per kegiatan, kemajuan anak, dan hal yang perlu diperhatikan
  • Ikut kajian rutin parenting, minimal kajian di HSUQI
  • Memiliki morning routine - mengisi energi sebelum mendampingi anak-anak
  • Membaca buku minimal 1 buku parenting setiap bulan
  • Mengikuti sesi-sesi pertemuan di Rumah Inspirasi dan Bedah buku mbak mierza untuk memperkaya pemahaman terkait pendampingan anak homeschooling
  • Lebih menjalin komunikasi dengan guru-guru ghumaisha dan hilyah untuk mengetahui perkembangannya terkait adab dan kognitifnya

Sebutkan 3 kekuatan & kemampuan anak

  1. Detail, kecerdasan ruang
  2. Rasa ingin tahu dan ingin mencari tahu sendiri
  3. Kepedulian terhadap orang lain

Pencapaian terakhir : raport rumah tahfidz, sertifikat dari hsuqi, dan raport dari PKBM

Hal yang ingin diperbaiki setahun ke depan

  • membangun rutinitas, 
  • meningkatkan fokus dengan memperbanyak kegiatan motorik kasar, 
  • menjaga konsistensi penerapan aturan gawai dan jadwal keseharian, 
  • mengingatkan selalu tentang adab, 
  • menjaga lilin inisiatif berkegiatan dengan tidak terlalu sak-klek, dan meminimalkan penggunaan gawai yang sifatnya hanya konsumtif
  • memperbanyak aktivitas baru untuk meluaskan wawasannya


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)