curhatibu.com

Kiat Menjadi Ibu Rumah Tangga Produktif

Ibu rumah tangga, menurut saya adalah petualangan yang seru dan tiada akhir. Tantangannya, Masyaallah, buanyak. Apa saja? Ya, kalau di-list di artikel ini pasti kebanyakan jadinya, hehe.. Tentu para Ibu merasakan hal yang sama, bukan? Mulai dari urusan mengatur diri sendiri, domestikan, keperluan suami, anak-anak, sampai urusan tetangga dan administrasi negara - bisa diatur semua oleh ibu rumah tangga. Namun jangan salah. Di balik tantangan yang sering membuat pilu dan nangis-darah (lebay), ada kebahagiaan yang juga luar biasa - apalagi kalau malam hari, di saat segala urusan selesai, suami dan anak-anak tidur lelap dalam keadaan sehat dan terpenuhi semua kebutuhan hari itu. Beuuuh... rasanya ploooong dan bahagiaaa banget. 

Namun, kita tetap sering ya mengalami kondisi yang rungsing banget, sampai tidak tau harus mulai dari apa, dan harus bagaimana. Banyak ibu yang tidak tau apa kunci rahasia agar segala pekerjaan bisa selesai dengan tepat, baik dan benar. Banyak ibu yang tidak tau bagaimana sih bisa tetap produktif, dan bahagia di tengah hiruk pikuk aktivitas sehari-hari yang sering dipikir begitu berat dan menjenuhkan. 

Tenang, di artikel ini akan kita bahas semuanyaaaa, tips, kiat, inspirasi, biar tetap produktif. Tapi ini bukan berarti saya sudah menjadi seorang ibu yang menjalankan ragam tips itu.. hihihi.. saya pun sedang berjuwanggg untuk bisa bertahan dan tumbuh selapis demi selapis menjadi ibu yang lebih baik. Sudah siap???

Ingatlah, Ibu, Peranmu Sungguh Besar dalam Kehidupan Keluarga

Pernah dengar kalimat ini, "mungkin kita bukan siapa-siapa di mata dunia. Tapi, kita segalanya di mata anak kita." benar atau benar? Siapa yang dicari pertama kali oleh anak kita saat mereka bangun tidur? Ya, IBUNYA. Saat mereka jatuh dari kasur?Ya, ibunya. Saat mereka dipukul teman? Ya, ibunya. Saat mereka lapar? Ya, ibunya. Saat mereka b*b (eh)? Ya, ibunya. Mau bagaimanapun kita, ibaratnya koq jadi ibu ga bagus bagus amat. tapi tetap dalam pandangan anak kita, kita yang terbaik. 

Peran kita sangat besar di rumah, Bu. Dari segala rupa, urusan perut, mulut, kebersihan, kerapian, baju, makanan, ketrampilan, apapun. Rasanya, seorang ibu di rumah itu bisa menjalankan multi profesi. Mulai dari jadi seorang istri dan ibu (pasti ya, dua hal ini), lalu jadi gurunya anak-anak, baby sitter nya bayi dan balita, chef andalah keluarga, manager kebersihan dan kerapian rumah, sampai urusan googling alias menyisir barang yang hilang pun bisa dilakukan ibu. 

Dengan perannya yang sungguh besar ini, Bu, kita perlu lebih baik dalam mengatur diri kita. Sebab, ada banyak orang yang menanti sentuhan tanganmu (cieh). Rumahmu pun menanti sentuhan tangan seorang ibu agar bisa lebih tertata rapi. Meja makan butuh diisi, menanti racikan resep dari tanganmu. Tuh.. banyak udah pokoknya. Hehehe.. Harus belajar, bisa lebih produktif. 

Btw... Emang, Produktifnya Seorang Ibu Rumah Tangga Itu Seperti Apa Ya?

Kalau kita melihat kehidupan di masyarakat kita, seseorang biasanya dikatakan produktif itu jika bisa menghasilkan sesuatu - secara spesifik adalah U-A-N-G. Ya, bekerja, berbisnis, berjualan, dan ber-ber lainnya. Makanya, seorang ibu rumah tangga kadang ada yang insecure, dan merasa tidak berdaya di rumah - sebab menganggap dirinya tidak bisa produktif (atau dianggap orang lain tidak produktif) jika tidak bisa menghasilkan uang dari yang dikerjakan. Sementara, memang perannya menuntut untuk meninggalkan pekerjaan. Trus, gimana bisa kita sebagai ibu rumah tangga merasa produktif menjalankan hari-hari kita. Biar bisa lebih merasa berharga gitu, hidup sebagai ibu rumah tangga (hehehe...)

1. Teraturnya tugas/pekerjaan di dalam rumah tangga. 

Seorang ibu yang produktif itu biasanya memiliki rutinitas harian, untuk mengerjakan daftar tugasmya. Urusan dapur, rumah, keuangan, pendidikan anak, dan merawat anak-anak (serta urusan lainnya) diatur sedemikian rupa sehingga berusaha untuk bisa dikerjakan dengan maksimal. Memang sulit dikatakan sempurna, tentu kita tidak mengejar ke arah itu. Namun ketika kita sudah punya rutinitas, berarti insyaallah kita sudah masuk lah ke ibu-ibu yang produktif. 

2. Menyelesaikan tugas dengan efisien. 

Aneka pekerjaan rumah tangga bisa dikerjakan dengan cepat, dan dengan baik, sebab punya ilmunya. Tau cara mencuci, mengepel, memasak, beres-beres rumah, merawat anak, dan lain sebagainya. Kalau sudah tau caranya, tentu menyelesaikan semuanya bisa  sat-set sat-set. Lha kalau sekarang belum gimana? Ya gak papa, kita semua, ya, saya rasa sih, semua ibu pun akan terus berproses ke arah sana. Makanya memang penting ya untuk seorang ibu terus belajar di sela kesibukannya. (kapan-kapan kita bahas tentang tips belajar bagi seorang ibu insyaallah)

3. Menyeimbangkan waktunya untuk ragam peran yang dijalani di rumah

Ibu produktif punya jatah waktu untuk pasangan, anak, urusan domestik, dan untuk dirinya sendiri. Ibu produktif tidak lupa bahwa dirinya pun butuh untuk dipenuhi kebutuhannya - tidak melulu ngurusin orang lain. 

4. Mampu menghadapi gangguan dan ketidaknyamanan yang ditemui sehari-hari, dengan tenang

Anak-anak rewel, rumah berantakan, perabotan rusak, tetangga yang suka ngegosip, hingga situasi darurat yang bisa saja terjadi di rumah. 

5. Mampu mengatur prioritas dengan baik

Seorang ibu yang produktif itu mengidentifikasi dan mengatur prioritas tugas di rumah. Mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu, mana yang bisa ditunda. Mana yang bisa dikerjakan sendiri, mana yang perlu melibatkan orang lain. 

6. Merasa bahagia dan puas dengan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Sebab dia merasa sangat berkontribusi dalam keluarganya, sebab dia berhasil melaksanakan berbagai tugas rumah tangga dan dia merasa berdaya dan berharga di rumah. 

Dari 6 poin di atas, rasanya produktivitas itu tidak boleh disempitkan sekedar urusan mendapatkan uang. Ibu yang bisa melakukan 6 hal di atas itu bisa dikatakan seorang ibu produktif, sebab perannya tidak kalah penting dibandingkan mencari uang. 

Trus, gimana cara praktis biar bisa produktif? Yok "what to do" langsung aja nih

  • Buat jadwal harian, minimal to do list. Hal akan sangat membantu kita untuk tau apa saja yang harus dilakukan di rumah, dan dengannya kita bisa lebih disiplin memanfaatkan waktu yang ada, untuk menyelesaikan berbagai peran kita di rumah. Make sense?
  • Buat daftar prioritas. Keterbatasan tenaga dan waktu seorang ibu untuk menyelesaikan banyak hal membuat ibu harus menentukan aktivitas apa yang paling penting diselesaikan, dan mana yang bisa ditunda. Ibu akan tau mana yang bisa dikerjakan pagi, mana yang bisa ditunda sampai malam hari, dan seterusnya. 
  • Manfaatkan alat / aplikasi untuk membantu menyelesaikan peran kita di rumah, misalnya menyetel alarm untuk daftar tugas rutin harian, menggunakan aplikasi to do list yang banyak jenisnya di app store, hingga sesederhana menggunakan papan tulis untuk mencatat daftar tugas harian di sana. Ibu bisa tinggal checklist jika tugas sudah diselesaikan. Selain membantu ibu untuk mengetahui pekerjaan yang belum selesai (atau harus selesai), ada kepuasan dan kebahagiaan yang akan muncul tatkala ibu memberikan tanda "done" atau centang untuk pekerjaan yang selesai. Produktif dan bahagia. 
  • Buatlah jadwal untuk menyelesaikan pekerjaan khusus rumah tangga (domestik). Seperti kita tau bahwa pekerjaan domestik itu sangat buanyak dan kalau dituruti tidak akan selesai dikerjakan. Maka, perlu dibuat jadwal khusus untuk pekerjaan tertentu, misalnya ada pekerjaan yang harus dilakukan harian seperti menyapu rumah, ada yang bisa dikerjakan pekanan seperti deep cleaning kamar mandi. Buat jadwal khususnya, contoh : 
    • hari Jumat untuk deep cleaning kamar mandi, 
    • hari Rabu-Sabtu ganti sprei, 
    • hari Ahad pekan ke-4 decluttering. 
  • Jangan kerjakan semuanya sendiri, libatkan anggota keluarga. Well. Mungkin kita seorang perfeksionis yang ingin menyelesaikan semuanya sendiri dengan sempurna. Tapi ingatlah, itu tidak akan baik efek ke belakangnya. Dalam jangka pendek, kita capek sendiri - pasti. Kerjaan banyak kan. Dalam jangka panjang, kita seperti tidak menyiapkan anak-anak untuk survive di masa depan - karena mereka tidak pernah dilibatkan dalam urusan rumah tangga. So, please, kasihan anak-anak. Kita tidak selamanya bisa "melayani" mereka, maka latihlah mereka untuk menjadi pribadi dan yang mandiri dan peduli dengan urusan rumah. Tidak peduli laki-laki maupun perempuan, semua kudu ikut terlibat. 
  • Alokasikan waktu untuk me-time. Ibarat teko, kalau tidak ada isinya ya tidak bisa ngasih air untuk minum di gelas. Seorang ibu yang tidak ada isinya, ya gimana mau mengurus orang lain. Ibu harus punya waktu untuk "mengisi" tekonya dengan kebaikan dan sesuatu yang menguatkan energinya. Entah 10-15 menit sehari, misalnya membaca al quran 1 halaman tiap pagi, dzikir pagi sebelum mengurus kerjaan domestik, refreshing ke taman sendirian di akhir pekan, datang pengajian tanpa anak-anak di hari libur, dan sebagainya. Ketika energi terisi,maka ibu akan makin produktif menjalankan tugas-tugasnya. 
  • Delegasikan pekerjaan jika diperlukan. Jangan merasa lemah saat memang harus pesan go-food, atau harus ke tukang laundry, atau harus memesan aplikasi home cleaning. Jika memang harus, mengapa tidak. Selagi sumber dayanya mencukupi untuk melakukan hal-hal itu (maksudnya, ada anggarannya hehe), ya tidak mengapa. Jangan sampai kita paksakan diri, set ekspektasi ketinggian pada diri, tanpa memikirkan kapasitas diri yang bisa jadi belum cukup untuk menghandle semuanya. Urusannya nanti bisa ke burn out, marah-marah ke anak, tidak nyaman di rumah, dan sebagainya. 
  • Minimalkan distraksi/gangguan saat tengah mengerjakan pekerjaan di rumah. Pasti sudah tau, apa yang paling mengganggu? Yap, ponsel. Inginnya rebahan barang 10 menit, eh gara-gara sambil scrolling, tidak terasa 1 jam sudah berlalu hanya di atas kasur. Apa kabar cucian yang numpuk dan nasi yang belum dimasak? hehehe..
  • Ibu harus punya waktu belajar. Sejak jadi ibu, saya makin yakin bahwa belajar itu memang harusnya madal hayah - seumur hidup. Tidak terbatas pada momen wisuda- wis sudah tidak belajar lagi. hehe bukan begitu. Ketika jadi ibu, kita harus belajar dan upgrade ilmu yang kita butuhkan. Misalnya ilmu parenting, ilmu berbenah, ilmu memasak, apapun yang memang manfaat. Dengan bertambah ilmu, insyaallah, kita akan mengerjakan tugas-tugas domestik dengan lebih efisien dan efektif. Tentu membuat kita makin produktif, bukan?
  • Buatlah time-block. Istilahnya batasan waktu lah ya. Jangan "mengalir bagai air" hehe.. Misalnya gini, kerjaan domestik selesai dari jam 5-7 pagi. Setelah jam 7 fokus belajar bersama anak sampai jam 10.00. Setelah jam 10 rehat sejenak 1 jam untuk istirahat. dan seterusnya. Jangan mengalir..nanti bocor ke mana mana, becek, dan licin bikin kepleset hehe.. harus ada batas waktu kapan harus apa, dan sampai kapan. Ini manfaatnya itu biar kita tidak terlalu terbebani dan lelah- sebab kita seperti tau, "Oh. oke pekerjaan domestiknya cukup dulu. Sekarang saatnya ngurus belajarnya anak." Begitu. Jangan looooooos aja yaa...
Kurang lebih begitu sih, tips praktis menjadi seorang Ibu rumah Tangga yang bisa kita coba terapkan agar bisa lebih produktif. Kita udah melakukan yang mana yaaa? 
Apakah sudah punya jadwal harian? 
Apakah sudah punya prioritas aktivitas? 
Apakah punya alat untuk membantu pekerjaan? 
Sudahkah anak dilibatkan dalam kerjaan rumah? 
Kapan rutin belajar/membaca buku untuk upgrade diri? 
Apakah punya screentime khusus untuk menghindari distraksi saat mengerjakan pekerjaan rumah? 
Apa yang Ibu lakukan untuk mengisi energi diri sendiri setiap hari?
Semoga ada beberapa checklist di atas yang sudah atau mulai akan kita lakukan. Kita ingin kan, jadi ibu produktif. Sebab agak bahaya sih kalau kita tidak mencoba menjadi produktif, tidak belajar menjadi ibu yang lebih produktif. Ada bahayanya, dan tentu ada hambatan yang akan kita temui dalam proses kita menjalankan tips-tips di atas. Kita akan bahas, insyaallah, dalam artikel selanjutnya.

Semoga bermanfaat :)


Post a Comment

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)