curhatibu.com

Kutuliskan Laman Ini Untukmu, Para Wanita, Istri dan Ibu Sholihah

Untuk para wanita, istri dan ibu

Teman saya- para wanita lajang, para istri juga para ibu pembelajar. Mereka sering mampir dan berbagi dalam blog ini. Saya kisahkan satu per satu untuk Ibu Sholihah di sini.

Tentang Mereka

  • Seorang Wanita, Bervisi Besar, Bercita Surga

Namanya Adhwa. Calon Ibu Sholihah, berusia 20 tahun. Di akhir masa perkuliahannya, dia haus akan ilmu berumah tangga, pernikahan dan parenting. Visinya cukup bagus. Dia sudah punya rencana untuk menikah tidak lama setelah menamatkan perkuliahannya. Sejauh ini dia sudah sering menamatkan buku yang membahas perjodohan, dan bahtera rumah tangga. Blogwalking dilakukannya untuk mendapatkan pengalaman nyata lebih kaya tentang sharing urusan pernikahan dan bab setelahnya dari para pasangan suami istri. 

Setelah menikah, dia bercita-cita menjadi seorang ibu rumah tangga. Bukan berarti tidak ingin berkarir atau mengembangkan diri. Dia tau bahwa pahala besar menantinya jika dia memilih untuk kembali ke rumah sebagai seorang ibu rumah tangga. Dia menyadari betul hal itu. Beberapa bab urusan mengatur rumah mulai dilatih sejak kuliah. 

Dulu waktu kecil dia tidak mendapat porsi yang cukup untuk melatih keterampilan  mengatur rumah. Orang tuanya menyuruhnya untuk fokus belajar, belajar dan belajar. Urusan memasak, berbenah, mencuci, dan sebagainya cukup dilakukan orang tuanya, dan terkadang didelegasikan kepada orang lain - bukan dilatihkan secara cukup kepadanya. Memang sesekali dia melakukan pekerjaan rumah tangga - tapi dia merasa hal itu sekedar untuk bantuan ringan, yang menurutnya tidak cukup porsi untuk membuatnya paham tentang seluk beluk pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. 

Wanita Pembelajar


Maka dia sering berkunjung ke blog ini, sebab di sini dia menemukan beragam artikel terkait wanita, istri dan ibu yang dia butuhkan. Dia menemukan bahwa ada banyak tips menjadi seorang wanita yang aktif, cekatan, terampil mengerjakan tugas yang sesuai dengan perannya sebagai wanita. Dia terus membaca satu per satu artikel, menemui bahwa ada banyak daftar kebutuhan ilmu yang semestinya dipelajari seorang wanita sebelum menikah. Misalnya ilmu tentang mengurus rumah, ilmu tentang berbenah, ilmu tentang mengelola emosi, ilmu tentang perencanaan pernikahan, ilmu tentang kesehatan anak, ilmu parenting, hingga ilmu tentang bagaimana seorang wanita kelak bisa menjadi terus bermanfaat di dalam peran kehidupannya - khususnya di rumah - sebagai seorang pendidik generasi unggul masa depan. 

  • Ibu Rumah Tangga pun Butuh Teman Bercerita

Fajar, namanya. Ibu sholihah berusia 33 tahun. Dia menikah sekitar 7 tahun yang lalu. Fajar memiliki 2 orang anak, berusia balita dan usia sekolah dasar. 

Awalnya, Fajar merupakan seorang ibu bekerja. Kemudian dia memutuskan resign beberapa bulan setelah anak pertamanya lahir. Menjalani keseharian sebagai seorang ibu rumah tangga membuatnya masuk ke episode up and down yang cukup ekstrim. Ada rasa bahagia menjalani keseharian bersama anak-anak di rumah. Namun tak jarang dia merasakan kejenuhan luar biasa karena rutinitas yang itu-itu saja. 

Dia sering merasa ingin keluar- kembali meniti karirnya, sebab rasa bosannya kadang di luar batas. Dia merasa kehilangan teman-temannya dulu. Aktivitasnya saat ini membuatnya tidak lagi punya waktu senggang untuk sekedar jalan dan ngobrol bersama sahabat-sahabatnya dahulu. 


Ya, memang pada akhirnya akan demikian - dia pun sudah menyadari kondisi setelah berumah tangga kebanyakan akan demikian. Maka yang sedang dia lakukan saat ini adalah mencari support system. Dia sedang rajin mencari teman-teman seprofesi (ibu rumah tangga) untuk bisa saling berbagi dan ngobrol tentang keseharian di rumah. Memang bukan untuk mencari pembanding, sebab tidaklah mungkin membandingkan kehidupan satu keluarga dengan keluarga kita sendiri. Namun setidaknya, dengan mendapatkan support system itu, dia merasa tidak berjuang sendiri. 

Nah membaca blog / tulisan sharing dari para ibu rumah tangga menjadi salah satu aktivitas healing bagi dirinya. Dia bisa ikut menyimak keresahan ibu lain, tips/saran dari para ibu yang kebanyakan cocok untuk diterapkan pada kehidupannya, dan juga semangat/reminder motivasi dari para ibu yang sangat relate dan pas untuk membuat dirinya kembali bersemangat menjalani hari-harinya. 

Sebab dia lagi-lagi teringatkan bahwa menjadi ibu rumah tangga itu merupakan titian karir terbaik bagi seorang wanita. 

Itulah mengapa blog ini menjadi salah satu tujuan blogwalkinya jika tengah butuh berselancar dan berdiskusi dengan Para Ibu Sholihah. 

  • Ibu, Sekolah Terbaik Seorang Anak

Annada. Ibu Sholihah berusia 35 tahun. Saat ini sedang mendalami urusan pendidikan rumah / home education. Anaknya yang saat ini berusia pra-sekolah dan sekolah membuatnya ingin lebih paham urusan pendidikan anak. 

Annada merupakan seorang istri dari seorang pegawai negeri sipil. Hal ini membuat mereka berpotensi pindah dari satu kota ke kota lainnya (mutasi). Cukup melelahkan. Namun bagaimanapun, mereka harus berusaha menikmati setiap episode itu. 

Salah satu yang sering menggangu pikirannya terkait kondisi ini adalah urusan pendidikan anak-anak. Lebih-lebih, anak pertamanya sudah memasuk usia sekolah dasar. Secara umum, orang tua akan memasukkan anaknya ke sekolah formal, yang lokasinya di dekat rumah (untuk memudahkan akses perjalanan pulang perginya). Namun, kembali dirinya berpikir tentang kemungkinan mutasi suami yang pasti akan memboyong sekeluarga untuk ikut pindahan. Jika anaknya nanti disekolahkan, tentu ada PR untuk mengurus proser kepindahan sekolah - yang meskipun memang bisa - tapi akan cukup membutuhkan waktu untuk administrasi, dan juga termasuk urusan mental dan psikologi anak (kenyamanan, adaptasi, dll). 

Beberapa waktu terakhir ini, Annada dan suami sedang mempertimbangkan untuk menempuh jalur pendidikan informal untuk anaknya, yaitu melalui metode pendidikan berbasis keluarga (homeschooling). Sayangnya, di sekitarnya belum juga ditemukan keluarga yang mengambil jalur itu untuk anak-anaknya. 


Browsing ke sana ke mari, Annada bertemu dengan blog ini. Blog curhat ibu rumah tangga. Tentu Annada cukup antusias karena di sini dia menemukan beberapa informasi sharing pengalaman meng-homeschooling-kan anak-anak, dan pastinya ada bumbu-bumbu tips untuk memastikan proses homeschooling nantinya berjalan nyaman. Blog ini kembali bertemu pembacanya - dan akan terus insyaallah sharing banyak hal terkait homeschooling untuk memenuhi kebutuhan para "Ibu HS" di manapun berada. 

Dan semakin membaca, semakin dia yakin bahwa untuk kondisinya saat ini, metode homeschooling merupakan metode terbaiknya untuk mendidik generasi Rabbani, bersama suaminya. 

Fase Kehidupan Seorang Wanita Yang Perlu Dimengerti



Sebagai seorang wanita, tentu sama-sama paham, bahwa ada fase yang biasanya akan dilewati. Menjadi seorang gadis (sebelum menikah) dengan segala impian dan cita-cita serta berbagai idealisme hidup yang telah disusun dengan begitu runut dan detail. Tentang mau jadi apa, tentang mau sekolah apa, tentang pekerjaan yang diinginkan, hingga gaji yang ditarget masuk ke rekening setiap bulannya. Ya, fase itu ada. 

Fase akan berlanjut setelahnya, biasanya setelah seseorang taman kuliahnya. Pekerjaan yang sudah digeluti beberapa waktu, gaji yang sudah dinikmati setiap bulan, membuatnya harus siap untuk masuk fase pernikahan. Memang bukan menjadi hal wajib (yang lalu ditangkap polisi kalau tidak menikah). Namun, pilihan terbaik seorang wanita - di usia setelah 20an - adalah dengan menikah. Karena ada banyak peluang pahala dan kebaikan di sana. Fase yang pastinya tidak mudah, sebab harus berbagi kehidupan dan pemikiran tidak lagi sendiri, tapi berdua - dengan orang yang baru dikenal saat dewasanya. 

Fase pernikahan tentunya akan sangat mungkin (secara alami) akan masuk ke fase berikutnya bagi seorang ibu, yaitu fase kehamilan, kelahiran, dan menjadi seorang ibu. Banyak yang mengatakan begini, "Perjuangan melahirkan bisa jadi hanya 1 kali. Lahir, sudah. Tapi perjuangan seorang ibu itu seumur hidupnya". Maka, jika mau dibandingkan, fase ini tentu paling menantang daripada kedua fase sebelumnya. Ada makhluk kecil yang harus dirawatnya. Ada makhluk kecil yang harus didiknya. Ada makhluk kecil, yang kelak, Allah akan bertanya padanya tentang pendidikan apa yang sudah diberikan oleh ibu ayahnya. 

Tiga fase yang tidak mudah. Namun, pasti, dengan kekuatan dari Allah, bisa para Ibu Sholihah lewati. Ilmu - jadi salah satu manual - yang perlu terus digali. Sebab menjadi seorang wanita, istri dan ibu kadang belajarnya tidak di bangku perkuliahan. Di kehidupan nyata - trial error. Maka, supaya tidak terlalu banyak errornya, perlu untuk Ibu Sholihah mencari berbagai referensi yang valid, teladan terbaik untuk menjadi seorang wanita, istri dan ibu yang Allah ridhoi. 

Simpulan

Blog ini lahir sebab ada kecemasan yang perlu dibagikan, kekhawatiran yang perlu untuk distabilkan, ketakutan yang perlu diredam agar tak berimbas pada kacaunya kehidupan nyata. Sebab penulis menyadari bahwa tantangan menjadi seorang wanita itu tidak mudah. Pengalaman, salah satu yang bisa Ibu Sholihah jadikan gambaran dalam mengarungi di episode mana saar ini berada. Ambil ibrohnya, hikmahnya, baiknya. Amalkan jika memang sesuai dengan nilai dan tuntunan moral serta agama. Selebihnya, berserah pada Allah, Dzat penggenggam hati dan alam semesta. 

Di sinlah kita berbagi, para Ibu Sholihah. Di sinlah kita saling bercerita. Di sinilah kita saling menguatkan asa dan cita-cita untuk diri dan keluarga kita. Ingat, keberadaan kita di rumah - dengan peranan saat ini - bukan sekedar menjadi seorang "wanita tak berdaya", atau "HANYA ibu rumah tangga" , atau "ibu yang antar jemput anak tanpa makna". Kita, insyaallah, bertekad menjadi Ibu Sholihah - seorang wanita yang terus berbekal ilmu dan amal, seorang istri yang terus belajar mengurus rumah tangga, dan seorang ibu, pendidik generasi Rabbani di masa depan. 

Semoga Allah kuatkan kita semua, Para Ibu Sholihah... 
Salam dari saya, Windy, Seorang Ibu Rumah Tangga. 

9 comments

Terimakasih udah mampir di blog ini, happy reading :)
  1. Iya ya, status perempuan itu banyak ya jadi diri sendiri,anak bagi ortu,istri buat suami,ibu dari anak2 dan jadi ibu sholihah itu dambaan bagi muslimah. Terimakasih mbak windy sudsh hadir menemani diri ini untuk menuju golas itu jadi ibu sholihah

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama mbaa.. semoga Allah menolong kita semua agar menjadi seorang ibu sholihah untuk anak-anak kita ya mba

      Delete
  2. Mbak terima kasih banyak sudah menulis artikel ini, saat ini sy masih di Fase jd Wanita (blm jd istri atau ibu) jadi rasanya pas banget mendalami konten-konten di sini nantinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sama mbaa.. semoga ada manfaat yang bisa diambil ya mbaa.. semangat belajar dan terus bertumbuh yaa

      Delete
  3. Blogwalking saat butuh jeda memang pas banget deh rasanya, cant agree more. Makasih suguhan tulisannya yg ngademin mba ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mbak putri. menyimak cerita mereka yang "sama", membuat kita jadi ga merasa sendiri :)

      Delete
  4. Bener banget ya kak, seorang ibu memiliki tugas yang tidak ringan, perlu visi yang besar dan menyiapkan dengan banyak belajar agar cita surga dapat tercapai.. terimakasih artikelnya kak, menjadi pengingat buat saya semoga bisa menjadi ibu dan istri sholihah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.. sama-sama kak, kita terus belajar ya kak, apapun peran kita saat ini. semoga bisa terus bertumbuh dan makin bermanfaat

      Delete
  5. Masya Allah, tulisan yang menyemangati para ibu rumah tangga, bahwa kita sangat berarti.
    Yg belum bertemu jodoh maupun dikaruniai anak, semoga di fase 20an tetap dg pilihan terbaik terus berusaha menggapai keridhoan Nya

    ReplyDelete